Terapi garam atau yang disebut juga dengan halotherapy merupakan pengobatan alternatif yang bermanfaat untuk kondisi pernapasan kamu. Terapi jenis ini biasanya menggunakan garam Himalaya yang mengandung 84 mineral alami dan bebas akan bahan kimia, polutan, serta racun.
Melansir laman WebMD, diketahui bahwa terapi garam sudah biasa dilakukan sejak abad ke-12. Orang Eropa Timur seringkali mengunjungi gua garam untuk terapi pernapasan atau dikenal dengan speleotherapy. Di samping itu, para penambang garam di Polandia yang bekerja sepanjang hari di tambang garam mengaku ngga memiliki gangguan pernapasan dan bahkan ngga pernah pilek atau batuk. Yuk, ketahui lebih lanjut tentang terapi garam di sini!
Metode Terapi Garam
Terapi garam bisa dilakukan dengan dua metode, yakni metode kering dan basah. Metode kering biasa dilakukan di “gua garam” buatan manusia yang bebas kelembapan dengan suhu 68°F (20°C) atau lebih rendah. Didalamnya didukung dengan halgenerator, sebuah alat yang mampu melepaskan partikel garam kering yang kecil di gua garam.
Setelah dihirup, partikel garam tersebut akan memusnahkan alergen dan racun di sistem pernapasan kamu, memecahkan lendir dan mengurangi peradangan, serta membersihkan saluran udara. Terapi garam dengan metode kering berlangsung kurang lebih 30 sampai dengan 45 menit. Metode yang kedua, metode basah dapat dicoba dengan menggunakan campuran garam dan air, seperti berkumur air garam, mandi di air asin, minum air garam, dan melakukan irigasi hidung dengan air garam.
Manfaat Terapi Garam
Adapun manfaat terapi garam untuk sistem pernapasan yang bisa kamu dapatkan, yaitu sebagai bagian dari pengobatan alergi pernapasan, asma, batuk dan pilek, bronkitis, infeksi paru dan tenggorokan (faringitis), penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), masalah pernapasan yang berhubungan dengan merokok, radang selaput lendir, rhinitis, tonsilitis, serta cystic fibrosis. Hal ini bukan tanpa alasan, mengingat terapi ini bersifat antibakteri, antiinflamasi, dan antimikroba serta bisa meningkatkan kekebalan tubuh.
Efek Samping Terapi Garam
Sahabat Sehat, di samping ragam manfaat terapi garam, kamu juga perlu memperhatikan risiko efek samping di dalamnya, seperti sakit kepala atau bahkan pada beberapa orang dapat memperburuk gejala asma, seperti batuk hingga sesak napas. Dikutip dari laman healthline, sebuah penelitian menjelaskan bahwa menghirup 3% larutan garam efektif dan aman untuk pengobatan bayi dengan bronkiolitis. Tapi, sejauh ini belum ada standar terkait jumlah penggunaan garam untuk halotherapy.
Oleh karena itu, sebelum Sahabat Sehat mencoba terapi ini, ada baiknya melakukan konsultasi dengan dokter untuk membantu dalam memutuskan pilihan yang terbaik berdasarkan kondisi kamu. Semoga informasi ini bermanfaat!
Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP