Sahabat Sehat, glukosa merupakan salah satu jenis sumber energi utama yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah normal. Jika jumlahnya kurang dari yang dibutuhkan, bisa menyebabkan terjadinya hipoglikemia yang berbahaya bagi tubuh. Ingin tahu lebih lanjut tentang hipoglikemia? Yuk, simak penjelasan berikut!
Apa itu hipoglikemia?
Hipoglikemia merupkan kondisi saat kadar glukosa darah tubuh berjumlah < 70 mg/dl. Kondisi tersebut terjadi apabila keseimbangan glukosa darah terganggu. Hipoglikemia rentan terjadi pada individu dengan diabetes mellitus yang mengalami gangguan metabolisme glukosa dalam tubuh. Meskipun demikian, kondisi ini juga bisa terjadi pada individu tanpa diabetes mellitus, seperti beberapa jam setelah makan (reactive hypoglycemia) ataupun ketika mengalami penyakit atau mengonsumsi obat tertentu (fasting hypoglycemia).
Penyebab utama dari hipoglikemia antara lain hormon insulin yang berlebih, konsumsi obat hipoglikemik oral, konsumsi makanan yang terlau sedikit, terlambat makan, dan aktivitas fisik berlebihan. Selain itu, hipoglikemia juga dapat disebabkan oleh konsumsi obat sulfonilurea pada individu dengan diabetes mellitus, konsumsi alkohol, gangguan enzim, operasi saluran cerna, tumor, serta penyakit hati, ginjal, jantung, atau pankreas.
Gejala hipoglikemia
Gejala hipoglikemia bisa dikategorikan menjadi dua, yakni gejala neurogenik dan neuroglikopenik. Gejala neurogenik merupkan gejala yang timbul akibat aktivasi sistem saraf otonom oleh kadar glukosa darah yang rendah, seperti tremor, jantung berdebar, berkeringat, gugup, cemas, dilatasi pupil, mulut kering, muka pucat, dan lapar. Sementara itu, gejala neuroglikopenik merupkan gejala yang timbul akibat kurangnya glukosa pada sel-sel otak. Gejalanya mencakup iritasi, kebingungan, ataksia, sakit kepala, kejang, koma, hingga kematian.
Gejala hipoglikemia biasanya baru muncul ketika kadar glukosa darah mencapai < 55 mg/dl. Meskipun demikian, gejala tersebut dapat muncul sewaktu-waktu pada kadar glukosa darah yang berbeda antarindividu.
Kategori hipoglikemia
Terdapat tiga kategori hipoglikemia berdasarkan kadar glukosa darah beserta gejala yang muncul:
Hipoglikemia ringan, jika kadar glukosa darah 54 – 70 mg/dl disertai tremor, jantung berdebar, berkeringat, lapar, dan gugup.
Hipoglikemia sedang, jika kadar glukosa darah 40 – 54 mg/dl disertai kebingungan, iritasi sulit berkonsentrasi, sakit kepala, pusing, hilang ingatan, bibir dan lidah mati rasa, bicara cadel, koordinasi yang kurang, perubahan emosional, kantuk, dan pengelihatan ganda.
Hipoglikemia berat, jika kadar glukosa darah < 40 mg/dl disertai gangguan fungsi sistem saraf pusat yang berdampak pada disorientasi perilaku, kejang, hingga kehilangan kesadaran.
Cara mencegah
Meski bisa terjadi sewaktu-waktu, Sahabat Sehat ngga perlu khawatir karena hipoglikemia dapat dicegah. Pada individu dengan diabetes mellitus, hipoglikemia dapat dicegah dengan memantau kadar glukosa darah secara rutin, mengonsumsi makan utama dan snack sesuai jadwal, beraktivitas fisik sesuai anjuran dokter, serta memahami cara kerja obat diabetes atau terapi insulin yang digunakan.
Pada individu tanpa diabetes, pencegahan dapat dilakukan dengan mengonsumsi makan utama dalam jumlah kecil dan snack setiap beberapa jam, mengonsumsi makanan yang beragam (meliputi protein, lemak, dan makanan tinggi serat), membatasi konsumsi makanan dengan kandungan gula tinggi, serta mengatasi penyebab timbulnya hipoglikemia.
Hipoglikemia memang bisa mengancam kesehatan, tapi bukan berarti ngga bisa dicegah dan dikendalikan. Jangan lupa bagikan informasi ini ke orang terdekatmu, ya, Sahabat Sehat! Semoga bermanfaat!
Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP
