Halo Teman Sehat! Kamu pasti ngga asing dengan kata-kata “belum makan namanya kalau belum makan nasi”. Yap! Seperti yang kita tahu, nasi memang menjadi makanan pokok utama sebagian besar masyarakat Indonesia. Tapi tahukah kamu, selain memenuhi kebutuhan akan zat gizi makro, ternyata nasi juga memiliki kandungan senyawa kimia berupa arsenik? Senyawa yang satu ini dikenal sebagai salah satu senyawa beracun. Terus bahaya kah jika setiap hari kita selalu makan nasi?
Apa itu arsenik?
Arsenik adalah suatu senyawa alami yang berasal dari kerak bumi yang dapat ditemukan di dalam tanah, air, udara, tanaman, dan hewan. Sebagian besar kandungannya banyak ditemukan dalam air minum dan beberapa makanan seperti buah, sayur, dan serealia. Kadar dari senyawa tersebut dapat dipengaruhi oleh jenis beras, tanah tempat beras tersebut ditanam, dan cuaca.
Bahayanya bagi Kesehatan
Jenis arsenik pada nasi ditemukan dalam jenis anorganik. Menurut American Cancer Society, jenis anorganik banyak dihubungkan sebagai faktor risiko penyebab kanker. Hal ini juga didukung oleh pernyataan WHO bahwa makanan yang mengandung arsenik anorganik memiliki sifat karsinogenik.
Selain itu, International Agency for Research on Cancer (IARC) menyatakan bahwa konsumsi arsenik dalam jumlah minimal tertentu dapat meningkatkan risiko penyakit kanker dan berkaitan dengan kanker kulit, paru-paru, hati, ginjal, dan kandung kemih. Selain itu, konsumsi dalam jangka panjang dapat menyebabkan lesi pada kulit, penyakit jantung, dan diabetes. Dalam jangka pendek, dapat menyebabkan diare, mual, kram otot, kejang, dan hematuria.
Dampak arsenik bagi tumbuh kembang anak
Paparan arsenik telah diketahui dapat menyebabkan berbagai risiko gangguan kesehatan. Risiko ini ditemukan lebih tinggi pada usia anak-anak. Dikarenakan pada usia tersebut mereka masih dalam proses tumbuh kembang yang artinya mereka lebih rentan terkena penyakit. Paparannya pada anak dapat mengganggu perkembangan kognitif, kecerdasan, dan kemampuan daya ingat. Hal ini tentu menjadi kekhawatiran bagi para orang tua. Jadi, yang perlu dilakukan adalah mengurangi paparannya dengan mengonsumsi variasi ragam sumber karbohidrat selain nasi atau produk olahan beras lainnya.
Batas aman konsumsi
Kadarnya yang relatif kecil pada nasi, memang tidak secara langsung memberikan dampak pada kesehatan. Perlu diketahui bahwa kadar yang mematikan adalah saat dikonsumsi dalam jumlah minimal yaitu 2 mg dalam sekali konsumsi. Sementara nasi memiliki kandungan arsenik antara 0.1 hingga 0.4 mg/kg beras. Kadar ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan serelia lainnya seperti gandum. World Health Organization (WHO) telah menetapkan batas aman maksimum yaitu sebesar 0.2 mg/kg.
Nah, setelah baca artikel ini jangan jadi takut makan nasi ya! Asalkan konsumsinya tidak berlebihan, nasi bisa menjadi sumber energi yang baik. Untuk meminimalkan risiko keracunan arsenik dan menambah variasi zat gizi yang masuk ke dalam tubuh, Teman Sehat bisa memvariasikan konsumsi sumber karbo dengan gandum, kentang, singkong atau ubi. Jangan lupa perhatikan pesan-pesan gizi seimbang juga!
Editor & Proofreader: Fhadilla Amelia, SGz