Hustle culture, fenomena gila kerja yang banyak diterapkan di era modern. Hustle culture adalah budaya kerja yang memicu diri sendiri bekerja melewati batas kemampuan demi mencapai tujuan kapitalis, seperti kekayaan, kesuksesan, dan kemakmuran secepat mungkin.
Ciri seseorang yang mengalami hustle culture adalah selalu memikirkan pekerjaan, ngga punya waktu santai, merasa bersalah jika beristirahat dari bekerja, punya target ngga realistis, sering mengalami kelelahan dan stres kerja, serta ngga puas dengan hasil kerja. Jika berlangsung terus menerus, semua itu berdampak pada kesehatan fisik dan mental.
Dampak Hustle Culture untuk Kesehatan
Menjaga kesehatan sangat penting untuk menjamin kelancaran beraktivitas. Oleh karena itu, jangan bekerja terlalu berlebihan ya, Sahabat Sehat. Jika hustle culture ngga dihindari, maka bisa mengalami beragam gangguan kesehatan fisik maupun mental berikut ini.
Fatigue atau keletihan ekstrim
Dampak kesehatan fisik yang pertama adalah kelelahan yang berlebih. Kondisi ini akan menurunkan stamina tubuh dan fungsi sistem organ. Jika terus menerus terjadi, produktivitas akan menurun dan muncul beragam gangguan kesehatan lainnya.
Insomnia
Insomnia atau sulit tidur merupakan dampak selanjutnya yang dialami ketika terlalu banyak bekerja. Orang yang terbiasa kerja lembur bisa mengalami hal ini karena masih bekerja di jam tidur serta sulit tidur karena kelelahan.
Penyakit jantung
Berdasarkan penelitian pada tahun 2018 yang dipublikasikan di Current Cardiology Reports, mereka yang bekerja lebih dari 50 jam setiap minggu mempunyai peningkatan risiko penyakit jantung koroner. Jam kerja panjang bisa meningkatkan tekanan darah dan detak jantung.
Fibrilasi atrium
Risiko berikutnya adalah fibrilasi atrium yang meningkat pada orang yang bekerja selama 55 jam atau lebih per minggu. Fibrilasi atrium adalah irama jantung tidak teratur yang mengakibatkan darah terkumpul di ruang atrium kiri dan bisa menyebabkan pembentukan gumpalan, kemudian berisiko stroke.
Stres dan depresi
Berawal dari kecemasan, timbullah stres bahkan depresi ketika seseorang terlalu banyak memikirkan pekerjaan. Orientasi untuk sukses lebih cepat, tanpa memikirkan istirahat dan bersantai bisa menekan diri sendiri hingga akhirnya mengalami gangguan mental.
Tips Menghindari Hustle Culture
Sahabat Sehat, boleh saja tekun bekerja dan mencapai target yang ditentukan. Akan tetapi, istirahat dan bersantai juga perlu dilakukan agar tidak mengalami berbagai tekanan hingga mengabaikan perihal kesehatan. Inilah berbagai tips untuk menghindari hustle culture.
Menanamkan pola pikir untuk fokus pada proses
Pola pikir yang sehat sangat penting dalam menghindari hustle culture. Kamu perlu berfokus pada proses dan jangan memikirkan pencapaian dalam waktu secepat mungkin. Hal ini akan meringankan beban pikiran, membantu lebih fokus bekerja, dan lebih bahagia.
Menerapkan work life balance
Keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan personal sangat penting. Individu akan lebih sehat, baik secara fisik, maupun secara mental. Kondisi kesehatan yang terjamin tentu akan mendorong individu memiliki performa kerja yang baik. Kehidupan personal yang tetap baik, meskipun bekerja juga akan memotivasi individu dalam bekerja.
Batasi membandingkan diri dengan orang lain
Tidak ada salahnya membandingkan diri dengan orang lain dalam arti positif, yaitu untuk introspeksi diri dan memotivasi. Akan tetapi, jangan memaksakan diri di luar kemampuan karena titik awal dan proses setiap orang berbeda-beda.
Batasi penggunaan media sosial
Jika terlalu banyak mengakses media sosial, maka lebih banyak melihat aktivitas orang lain yang diunggah di media sosial mereka. Timbulah keinginan terus bekerja dengan target tinggi tanpa memikirkan istirahat, demi memperoleh kesuksesan atau sekadar bisa memenuhi gaya hidup seperti orang lain. Oleh karena itu, batasilah penggunaan media sosial.
Hustle culture sebaiknya dihindari demi kesehatan dan kebahagiaan diri sendiri. Tetaplah fokus pada tujuan dan jalani dengan seimbang supaya produktivitas tetap terjaga.
Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP