Pernahkah mendengar istilah GERD anxiety? Kondisi ini lebih sering dialami oleh usia muda karena berbagai kekhawatiran akan masa depan ataupun lingkup pertemanan yang mendorong timbulnya kecemasan berlebih. Rasa gelisah tersebut kemudian memicu GERD. Jika tidak ditangani dengan baik, maka bisa mempengaruhi kualitas hidup loh, Sahabat Sehat!
Hubungan GERD dan Anxiety Disorder
Istilah anxiety atau kecemasan sudah tidak asing lagi di kalangan anak muda. Berbagai tekanan yang dialami di usia muda lebih terasa. Hal ini terkait dengan proses adaptasi, belum stabilnya kemampuan dan pengaruh pola pikir dalam menghadapi persoalan. Sebuah studi pada tahun 2015 menemukan bahwa kecemasan dan depresi bisa meningkatkan risiko GERD. Hal tersebut didukung studi lain bahwa kecemasan dapat meningkatkan gejala GERD. Hubungan GERD dan kecemasan ini seperti sebuah siklus.
Dilansir dari laman SehatQ, kecemasan meningkatkan gejala GERD, misalnya heartburn, nyeri ulu hati, mual, sakit perut. Hal tersebut sejalan dengan studi di Journal of Neurogastroenterology and Motility bahwa orang dengan gangguan kecemasan lebih rentan mengalami gejala GERD.
Kecemasan dan gangguan psikologis lainnya bisa memengaruhi pergerakan otot esofagus, serta mengurangi tekanan di katup esofagus bawah. Juga, menyebabkan ketegangan otot berkepanjangan, sehingga membuat otot lambung menegang dan mendorong naiknya asam lambung. Bahkan pada kondisi tetentu kecemasan parah bisa meningkatkan produksi asam lambung.
Selain mengalami gejala GERD, penderita GERD anxiety disorder juga mengalami sensasi globus (rasa mengganjal atau seperti tercekik di tenggorokan) dan gangguan tidur, disertai gelisah atau gugup, hiperventilasi (bernapas sangat cepat), jantung berdebar kencang, dada nyeri atau sesak, rasa cemas berlebihan dan sulit dikendalikan, dan merasa seakan dalam bahaya. Penderita dengan gejala nyeri dada cenderung mempunyai tingkat depresi dan kecemasan lebih tinggi.
Mengatasi GERD Anxiety Disorder
GERD anxiety disorder dapat diatasi secara medis dan non medis. Perawatan yang dilakukan harus mampu memperbaiki kondisi fisik dan mental penderitanya.
Perawatan Medis
Dokter biasanya akan mengombinasikan obat-obatan untuk gangguan pencernaan dan kecemasan untuk mengatasi GERD-anxiety, Jenis obat tersebut adalah antasida, H2 bloker, penghambat pompa proton, obat selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI), benzodiazepin, dan serotonin-norepinefrin reuptake inhibitor (SNRI). Dokter juga menyarankan untuk mengikuti psikoterapi, misalnya melalui terapi perilaku kognitif.
Perawatan Non Medis
Selain melalui perawatan medis, terdapat perawatan mandiri yang dapat dilakukan secara efektif. Perawatan mandiri dimulai dari menerapkan pola hidup sehat, menjaga kebiasaan makan yang teratur dengan gizi seimbang, dan menenangkan pikiran.
Secara spesifik, kamu perlu membiasakan diri mengonsumsi makanan sehat, menghindari makanan yang memicu refluks asam lambung atau heartburn, rutin berolahraga meskipun hanya berolahraga ringan, menghindari kafein dan alkohol, kemudian melakukan latihan relaksasi. Lakukan kegiatan ini secara teratur dan rutin untuk mengembalikan kondisi tubuh seperti semula.
Itulah berbagai informasi seputar GERD anxiety disorder. Perlu diingat, sebelum berkonsultasi atau periksa ke dokter, hindari mengonsumsi obat apapun. Beberapa obat, khususnya obat gangguan kecemasan, harus dikonsumsi secara hati-hati dan harus memperoleh diagnosis yang tepat terlebih dahulu agar tidak membahayakan.
Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP