Ibu Hamil Ingin Puasa? Perhatikan 5 Hal Ini

Pada dasarnya pola makan saat berpuasa hanyalah menggeser waktu makan. Ibu hamil tidak perlu khawatir akan asupannya yang lebih sedikit saat puasa, sebab ibu tetap dapat memenuhi asupan kalori di malam hari. Akan tetapi, beberapa hal yang harus ibu hamil perhatikan ketika memutuskan untuk berpuasa.

Usia Kehamilan Ibu

Usia kehamilan yang aman untuk berpuasa adalah pada trimester 2 dan 3 kehamilan. Jika ibu masih di trimester 1, maka tidak disarankan. Hal ini karena kehamilannya masih rawan. Mual dan muntah pada trimester pertama yang biasanya berdampak pada penurunan nafsu makan sehingga makan dengan porsi yang lebih sedikit dari biasanya akan memperburuk kondisi ibu.

ibu hamil
Foto: Pexels.com

Konsultasi dengan Dokter atau Bidan

Setiap ibu memiliki kondisi yang berbeda-beda, ada yang mampu berpuasa, ada juga yang tidak mampu. Terlebih jika ibu memiliki komplikasi penyakit lain, sehingga konsultasi ini sangat penting. Oleh karena itu, sebelum mulai berpuasa ada baiknya ibu hamil mengonsultasikan kondisi kesehatannya dengan dokter atau bidan terlebih dahulu. Setelah diperbolehkan oleh dokter atau bidan, ibu harus memiliki sugesti yang postif dan menghilangkan semua pikiran negatif tentang kekhawatiran akan kondisi ibu dan janin selama berpuasa.

Mengonsumsi Suplemen

Perlu diketahui bahwa kebutuhan kalori ibu hamil berbeda dengan orang dewasa normal. Menurut AKG 2019, Pada trimester ke-2 dan ke-3, ibu hamil dengan kondisi status gizi yang normal membutuhkan tambahan kalori sebesar 300 kkal dan tambahan protein 10-30 gram. Jadi, misalnya seorang ibu memiliki kebutuhan kalori harian normal sebesar 2100 kkal. Maka ketika memasuki trimester ke-3, ibu harus memenuhi asupan sebesar 2400 kkal untuk menunjang pertumbuhan janin yang sehat.

ibu hamil
Foto: Freepik.com

Ketika berpuasa, artinya ibu kehilangan kesempatan kurang lebih 13 jam untuk memenuhi 2400 kkal tersebut. Berbeda dengan ibu yang memiliki kondisi seperti Kurang Energi Kronis, yang membutuhkan energi tambahan lebih besar, yaitu sampai 500 kkal. Oleh karena itu, konsumsi suplemen dibutuhkan karena dapat membantu ibu mencapai kebutuhan gizi tanpa harus makan banyak. Namun, konsultasi dengan dokter atau bidan tetap diperlukan untuk mengetahui jenis dan dosis suplemen yang diizinkan.

Jangan Memaksakan Diri

Keberhasilan pertumbuhan janin dalam rahim sangat dipengaruhi oleh asupan gizi ibu yang akan mempengaruhi kesehatan anak di masa depan. Apabila ibu tidak sanggup berpuasa, tidak perlu memaksakan diri. Puasa juga dapat diganti di hari lain atau dengan membayar fidyah ketika ibu tidak hamil dan menyusui.

Sahabat Sehat, itulah beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh ibu hamil sebelum menjalankan puasa. Semoga info ini bermanfaat, ya!!

Referensi

(No date) P2ptm.kemkes.go.id. Available at: https://p2ptm.kemkes.go.id/informasi-p2ptm/penyakit-diabetes-melitus (Accessed: 14 March 2024).

Fikawati, Sandra. 2018. Gizi Ibu Dan Bayi. 1st ed. Depok: Rajawali Pers.

Tuasikal, M.A. (2020) Puasa Wanita hamil Dan Menyusui, Apakah Wajib Qadha?, Rumaysho.Com. Available at: https://rumaysho.com/7700-puasa-wanita-hamil-dan-menyusui-apakah-wajib-qadha.html (Accessed: 15 March 2024).

Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP

 

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.