Kenali Lemak Trans Pemicu pada Makanan

Sudah terkenal bahwa lemak trans yang ada di gorengan dapat memicu berbagai penyakit. Akan tetapi, kamu sadar ngga bahwa lemak trans ini bukan hanya ada di gorengan, loh! Nah, oleh sebab itu, penting banget buat kamu untuk tahu apa saja makanan yang ngga kamu sadari itu. Yuk, simak penjelasannya.

asam lemak
Foto: Freepik.com

Lemak Trans pada Makanan

Lemak trans pada makanan umumnya terbentuk melalui proses hidrogenasi parsial untuk membuat makanan terlihat lebih menarik, enak, dan memiliki masa simpan yang lebih lama. Oleh karena metodenya yang mudah dan murah, banyak produsen makanan yang menggunakan metode ini.

Sayangnya, meskipun menghasilkan makanan yang menarik dan enak, lemak trans ini memiliki sejumlah dampak negatif bagi kesehatan, terutama bila dikonsumsi berlebihan. Misalnya, seperti memicu penyumbatan darah yang berdampak pada penyakit jantung dan stroke.

Selalu Cek Label Kemasan

Selama ini sumber lemak trans yang paling terkenal adalah produk yang berminyak secara kasat mata seperti makanan yang digoreng. Nyatanya bukan hanya gorengan, produk kemasan yang nampak tak berminyak pun tak sedikit yang mengandung lemak trans, loh! Produk kemasan, seperti biskuit, wafer, dan roti biasanya juga mengandung lemak trans.

lemak trans
Foto: Freepik.com

Ketahui Batasan Mengonsumsinya

Belakangan ini, WHO dan Kementerian Kesehatan menyerukan untuk mengeliminasi lemak trans, mengingat semakin meningkatnya angka penyakit jantung koroner di Indonesia. Menurut anjuran dari WHO, orang sehat diberi batasan mengonsumsi lemak trans kurang dari 1% dari total kebutuhan harian. Semakin rendah, semakin baik.

Sebagai gambaran, apabila kamu memiliki kebutuhan harian sejumlah 1500 kkal, maka kamu hanya boleh mengonsumsi maksimal 1% dari total kebutuhan, yaitu sebanyak 1,6 gram saja. Sedangkan sering ditemui, dalam satu keping biskuit ada yang kandungan lemak transnya mencapai 3 gram.

Kamu bisa mempertimbangkan hal ini demi kesehatan kamu ketika membeli makanan. Kamu juga perlu waspada terhadap makanan tanpa label kemasan di sekitar kamu yang mengandung lemak trans. Bila kamu memiliki kondisi kesehatan tertentu, sebaiknya konsultasikan jumlah anjuran konsumsi lemak trans dengan dokter. Semoga bermanfaat!

Referensi

World Health Organization. 2018. Nutrition: Trans Fat. https://www.who.int/news-room/questions-and-answers/item/nutrition-trans-fat#:~:text=International%20expert%20groups%20and%20public,hydrogenated%20oils%20used%20in%20food%3F

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2024. WHO dan Kementerian Kesehatan Menyerukan Eliminasi Lemak Trans untuk Indonesia Lebih Sehat dan Produktif. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20240506/1945448/who-dan-kementerian-kesehatan-menyerukan-eliminasi-lemak-trans-untuk-indonesia-lebih-sehat-dan-produktif/

Safitri, A., R. Puwanti, D. A. Afifah, dan E. R. Noer. 2022. Konsumsi Ulatra-Proceessed Food dengan Rasio Triglyceride/HDL-Cholestreol pada Dewasa Selama Pandemi COVID-19.  Prosiding TIN PERSAGI 2022: 119-13. https://tin.persagi.org/index.php/tin/article/view/45/31

MayoClinic. 2022. Trans fat is double trouble for heart health. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/high-blood-cholesterol/in-depth/trans-fat/art-20046114

Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.