Lansia Sehat, Aktif dan Produktif dengan Gizi Seimbang

Teman Sehat, menjadi tua merupakan kodrat setiap manusia, namun menua  tetap sehat, aktif dan produktif terhindar dari penyakit merupakan harapan setiap lansia. Oleh karena itu diperlukan asupan makanan yang mengandung gizi seimbang disertai aktifitas fisik sesuai kondisi merupakan hal penting. Bertepatan dengan Hari Lansia Nasional yuk, simak apa saja yang bisa dilakukan supaya lansia tetap sehat, aktif dan produktif.

Foto: Pexels.com

Batasan Umur Lansia

Menurut WHO batasan usia lanjut dikelompokkan menjadi usia pertengahan (45-59 tahun), lanjut usia (60-74 tahun), lansia tua (75-90 tahun) dan usia sangat tua (> 90 tahun) sedangkan menurut Kemenkes RI lansia dikelompokkan menjadi pralansia (45-59 tahun), lanjut usia (60-69tahun) dan lanjut usia risiko tinggi ( ≥70 tahun atau ≥60 tahun dengan masalah kesehatan).

Masalah Gizi Lansia

Masalah gizi pada lansia terjadi karena menurunnya berbagai fungsi organ dan jaringan tubuh, yang mempengaruhi indera pengecapan dan penciuman sehingga membuat lansia kurang nafsu makan, melemahnya saluran pencernaan sehingga sering  sembelit, sensitif pada makanan tertentu, gangguan gigi geligi sehingga kesulitan mengunyah, kerja otot jantung menurun, basal metabolisme menurun sehingga cenderung kegemukan dan menopause.

Foto: Pexels.com

Masalah gizi pada lansia timbul akibat rangkaian proses sejak usia muda, berdasarkan penelitian masalah gizi terbanyak adalah gizi lebih yang berisiko terjadi penyakit ngga menular seperti jantung koroner, kencing manis, hipertensi, rematik gout, ginjal dan hati. Selain terjadi kekurangan energi kronik dan kekurangan zat gizi mikro lainnya.

Kebutuhan Gizi Lansia

Teman Sehat, saat memasuki usia lanjut akan terjadi perubahan proses fisiologi dan psikososial yang bisa mempengaruhi asupan gizi. Setelah mencapai usia 50 tahun kebutuhan energi berkurang sebesar 5% utuk setiap 10 tahun, selain itu jenis kelamin, aktifitas fisik, pekerjaan, postur tubuh, iklim/suhu, kondisi kesehatan dan lingkungan juga berpengaruh pada berubahnya kebutuhan energi seseorang.

Pengaturan makanan pada lansia yang dianjurkan terdiri dari energi 30kkal/kgBB perhari, protein 0,8-1 g/KgBB perhari, lemak 20-25% dari total energi, karbohidrat 50 -65% dari total energi, vitamin mineral sesuai AKG, serat 25 gram perhari, air 30ml/KgBB dengan  bentuk makanan menyesuaikan kondisi dan daya terima lansia.

Gizi Seimbang pada Lansia

Simak pesan gizi seimbang pada lansia berikut ini

Foto: Pexels.com
  1. Perbanyak konsumsi makanan kaya kalsium seperti susu dan ikan dikarenakan kepadatan massa tulang sudah mengeropos/osteoporosis, kerapuhan pada gigi sehingga memerlukan asupan kalsium ditambah vitamin D sangat penting untuk menghindari keparahan.
  2. Mengkonsumsi makanan yang mengandung serat dari sayuran, buah dan serealia untuk mengurangi sembelit, serat juga berfungsi menjaga   kenormalan tekanan darah, kenormalan gula darah dan  kenormalan kolesterol darah, selain mengandung serat, buah dan sayuran juga mengandung vitamin dan mineral yang kaya antioksidan untuk mencegah kanker.
  3. Minum air putih sesuai kebutuhan, dikarenakan sistem hidrasi menurun sehingga kurang sensitif terhadap rasa haus maka lansia sering dehidrasi, akibatnya berdampak demensia atau mudah lupa, meningkatnya natrium dapat meningkatkan tekanan darah dan kalau mengkonsumsi air berlebihan akan mempengaruhi kerja ginjal, untuk itu air minum diperlukan sebanyak 1500 liter atau 6 gelas sehari.
  4. Tetap melakukan aktifitas fisik yang sesuai kondisi seperti berkebun, jalan pagi, olahraga ringan untuk menjaga kelenturan otot.
  5. Membatasi garam, gula dan lemak.

Nah, Teman Sehat yuk sayangi lansia disekitar kita dengan jaga kebutuhan gizinya supaya tetap terpenuhi dengan baik. Selamat Hari Lansia Nasional!

Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti STP

Referensi

Pedoman Pelayanan Gizi Lansia. Kemenkes RI. 2012

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.