Makanan Tinggi Kalori, Baik Ngga Ya?

Halo, Teman Sehat! Kamu pernah dengar ngga, kalau makanan tinggi kalori itu ngga baik buat tubuh? Contohnya, kalau kamu mengonsumsi makanan cepat saji dengan komposisi karbohidrat, lemak, dan gula yang tinggi, ternyata nilai kalorinya tinggi, loh!. Walaupun setiap harinya tubuh kamu butuh banyak energi dengan nilai kalori yang tinggi buat menjalankan aktivitas, tapi ternyata konsumsi makanan dengan nilai kalori tinggi kurang baik, loh! Kira-kira apa ya, penyebabnya? Mau tau, so let’s check it out!

Apa sih, kalori?

Kalori merupakan satuan energi yang dihasilkan dari makanan yang dikonsumsi. Nilainya berbeda, tergantung dari jenis makanan yang dikonsumsi. Ada yang nilai kalorinya lebih besar atau nilai kalori yang cukup. Nah, karena itulah kita harus mengonsumsi berbagai jenis makanan, supaya kebutuhan kalori kita terpenuhi.

Memangnya kalori itu buat apa sih? Jadi, kalori didapatkan dari konsumsi makanan, akan digunakan sebagai energi buat melakukan aktivitas sehari-hari. Sumber kalori yang kamu gunakan sebagai energi ngga cuma berasal dari  karbohidrat, lemak dan protein aja loh! Tapi juga dari vitamin dan mineral yang akan membantu proses metabolisme di dalam tubuh kamu.

Makanan tinggi kalori dan kalori yang ‘kosong’

Kamu suka ngga sih, mengonsumsi makanan di restoran cepat saji atau snack dengan kandungan karbohidrat, lemak dan gula yang tinggi? Atau kamu sering mengonsumsi satu jenis makanan dan minuman yang nilai kalorinya tinggi? Yap, sadar atau ngga ternyata kamu sering mengonsumsi makanan yang satu ini.

Beberapa faktor seperti waktu, rasa, kemasan dan iklan yang menarik menjadi alasan kamu buat memilih jenis makanan ini. Tapi tau ngga sih, ternyata makanan ini termasuk jenis makanan junk food dengan kalori yang ‘kosong’. Kenapa kosong? Karena makanan ini memiliki nilai kalori yang tinggi, tetapi kandungan zat gizi mikronya (vitamin, mineral, asam amino dan serat) rendah atau bahkan ngga ada.

Kalori yang kosong ini biasanya berasal dari makanan yang mengandung tinggi lemak dan gula tambahan. Kandungan lemak dan gula tambahan yang ada di junk food, akan membuat kamu ketagihan buat mengonsumsinya, karena gabungan gula dan lemak menyebabkan hormon dopamin meningkat.

Meningkatnya konsumsi gula dari makanan ini, akan meningkatkan resiko obesitas, kerusakan gigi, dan diabetes militus tipe 2. Selain itu, konsumsi makanan tinggi lemak dan garam yang berlebih aka meningkatkan resiko stroke, tekanan darah tinggi dan serangan jantung.

Gimana ya, cara mengatasinya?

Yuk, mulai kurangi dan batasi konsumsinya mulai dari sekarang. Kenapa? Rendahnya jumlah asupan zat gizi mikro yang ada di dalam makanan tinggi kalori, akan membuat kamu cuma sedikit mendapatkan asupan zat gizi mikro. Sayang kan, kalau kamu mengonsumsi makanan yang tinggi kalori, tapi habis digunakan buat aktivitas sehari-hari, dan ngga ada zat gizi mikro yang masuk ke dalam tubuh buat membantu proses metabolisme?

Mulailah dengan mengonsumsi makanan beragam, seperti prinsip piring makan ku. Satu piring yang berisi 1/3 makanan pokok (sumber karbohidrat), 1/3 sayuran, 1/6 lauk pauk (hewani/nabati), 1/6 buah-buahan dengan membatasi asupan gula, garam dan minyak. Jangan lupa buat minum air putih dan mebiasakan cuci tangan sebelum makan.

Ingat ya, Teman sehat, kamu boleh mengonsumsi makanan apa saja seperti pesan nomor satu di gizi seimbang, dengan syarat atur pola konsumsi makanan dan asupan zat gizi yang kamu butuhkan. Yuk, tetap sehat dengan konsumsi makanan  yang beragam!

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.