Menyusui, Solusi Jaga Berat Badan Pasca Melahirkan

Halo Sahabat Sehat, perubahan bentuk tubuh setelah melahirkan merupakan hal yang normal. Namun, sering ditemukan setelah melahirkan ibu akan berusaha keras mengembalikan berat badannya ke semula setelah mengalami peningkatan selama hamil.

Tahukah kamu bahwa menyusui sebenarnya punya banyak sekali manfaat yang jarang diketahui. Salah satunya adalah membantu para ibu memiliki bentuk tubuh ideal kembali setelah melahirkan.

berat badan ideal pasca melahirkan
Foto: Pexels.com

Menurunkan Berat Badan

Berbagai penelitian dengan simpulan yang sama sepakat bahwa ibu menyusui, tmengalami penurunan berat badan pasca melahirkan lebih banyak dibandingkan ibu tidak menyusui. Terlebih, pada ibu yang memberikan ASI eksklusif.

Menyusui merupakan cara yang tepat untuk meembakar kalori, sebab setiap harinya kamu membutuhkan energi sejumlah 700 kal untuk memproduksi ASI dan 200 kal di antaranya diambil dari cadangan lemak tersimpan. Jurnal Maternal and Child Health juga mendukung bahwa menyusui dapat mencegah kelebihan berat badan atau overweight bagi ibu.

Pentingya Pola Makan yang Baik

Data studi menunjukan bahwa penurunan berat badan paling tinggi terjadi pada 4 sampai 6 bulan pertama saat menyusui dan hal ini dipengaruhi oleh durasi menyusui dan pola makan. Kebutuhan ASI bayi usia 4-6 bulan sangatlah tinggi, sebab berat badan bayi sudah mencapai 2 kali saat lahir.

Nah, supaya ibu tetap bisa memberikan ASI sampai 6 bulan, jumlah yang dihasilkan juga harus lebih banyak. Oleh karena itu, ibu disarankan untuk meningkatkan asupan gizi, baik dari segi kuantitas dan kualitas. Pola makan yang terlalu membatasi asupan sangat tidak dianjurkan, sebab akan membuat produksi ASI berkurang.

Kondisi ini pada akhirnya akan membuat para ibu beralih ke susu formula. Semakin jarang kamu menyusui, semakin sedikit pula energi yang perlu kamu keluarkan, maka penurunan berat badan akan semakin sulit.

Kelola Stres dan Istirahat yang Cukup

Begitu banyak stres yang dialami oleh ibu menyusui. Mulai dari khawatir kurangnya  produksi ASI, merasa kualitas ASI kurang, takut bentuk tubuh atau payudaranya berubah, stres akibat perubahan pola atau gaya hidup terutama pengalaman pertama menyusui, dan lainnya. Semua stres otomatis mempengaruhi produksi hormon oksitosin yang perannya dalam memproduksi ASI yang berkualitas.

Oleh karena itu, kamu perlu menjaga untuk tetap berpikir positif supaya happy saat menyusui. Di sini dukungan keluarga dan lingkungan juga sangat dibutuhkan.  Jangan lupa untuk istirahat yang cukup dan selalu konsultasikan kepada dokter laktasi atau ahlinya.

Sahabat Sehat, sebenarnya ngga ada alasan dan anjuran bagi ibub menyusui untuk melakukan diet ketat untuk menurunkan berat badan. Cukup jalani dan nikmati peran kamu sebagai ibu dengan maksimal dan sesuai anjuran, maka perlahan tubuh kamu akan kembali normal dan ideal.

Semoga bermanfaat.

Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP

Referensi

Air Susu Ibu: Stres dan Cinta (2013) Ikatan Dokter Anak Indonesia. Available at: https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/air-susu-ibu-stres-dan-cinta.

Fikawati, S., Syafiq, A. and Karima, K. (2018) Gizi Ibu dan Bayi. 1st edn. Depok: Raja Grafindo Persada.

Wilda, I., Sarlis, N. and Mahera, R. (2018) ‘Hubungan Pemberian Asi Eksklusif Dengan Penurunan Berat Badan Ibu Menyusui’, Jurnal Endurance, 3(3), pp. 611–617. doi:http://doi.org/10.22216/jen.v3i3.2832.

López-Olmedo, N. et al. (2016) ‘The Associations of Maternal Weight Change with Breastfeeding, Diet and Physical Activity During the Postpartum Period’, Maternal and Child Health Journal, 20(2), pp. 270–280. doi:10.1007/s10995-015-1826-7.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.