Sahabat Sehat, Peru merupakan salah satu negara yang sukses menangani stunting. Dalam rentang waktu kurang dari 10 tahun, Peru mampu mengurangi angka stunting hampir 15%. Sampai saat ini Peru masih tergolong negara berkembang, namun mampu melakukan kebijakan konsisten yang mendukung ke arah penurunan angka stunting. Upaya apa saja yang berhasil dilakukan Peru sebagai langkah penanganan stunting?
Angka stunting tahun 1991-2016
Berdasarkan data nasional, angka stunting Peru secara berturut-turut yaitu tahun 1991 (37,3%), 1996 (31,3%), 2005 (31,3%). Pada kurun waktu tersebut, angka stunting masih sangat tinggi sehingga Peru dinobatkan sebagai negara dengan angka stunting paling banyak di Amerika Latin dan Karibia. Pemerintah masih berfokus pada bantuan pangan tambahan yang sebagian besar diberikan ke anak usia di atas 2 tahun. Target tersebut dinilai belum tepat sasaran di mana anak usia 0-2 tahun tidak dilibatkan.
Kemudian angka stunting menurun secara signifikan pada tahun 2008 (28,2%), 2009 (23,9%), 2010 (23,3%), 2011 (19,6%), 2012 (18,4%), 2013 (17,5%), 2014 (14,6%), 2015 (14,4%), dan 2016 (13,3%). Kurang dari satu dekade Peru telah membuktikan penurunan angka stunting sebesar 14,9%.
Kunci keberhasilan
Sejak tahun 2007, Peru menjadikan isu stunting sebagai masalah prioritas negara sehingga kebijakan yang diambil pun berfokus pada isu tersebut. Menurut World Bank, kiat keberhasilan negara dalam mengatasi stunting di antaranya prioritas pemerintah dalam hal anggaran dan kelembagaan serta program yang berkelanjutan. Terbukti selama pergantian 5 periode kepemimpinan, pemerintah konsisten memprioritaskan isu stunting di atas isu negara lainnya. Pemerintah Peru juga menganggarkan 495 juta Dolar Amerika untuk program CERCER. Program ini dianggap sebagai kunci sukses Peru dalam menangani stunting.
CERCER merupakan program pemerintah nasional bertujuan mengurangi kemiskinan, salah satu outcomes nya yaitu pengurangan angka anak malnutrisi dan peningkatan derajat kesehatan anak. Program ini di bawah kendali Kementerian Pembangunan dan Inklusi Sosial Peru. Seiring berjalannya waktu, program ini terus dilengkapi dengan perbaikan hygiene dan sanitasi, stimulasi psiko-sosial, serta mencantumkan aktivitas gizi dan kesehatan ke kurikulum sekolah.
Tak hanya itu, sinergi program lain juga dibutuhkan sebab isu stunting merupakan isu kompleks yang melibatkan banyak sektor. Program dukungan lain di antaranya program Conditional Cash Transfer (CCT) atau pemberian biaya langsung untuk akses pangan, pelayanan kesehatan, dan pendidikan anak-anak. Ada pula program Control of Growth & Development for Infants and Children (CRED) yang berfokus dalam monitoring gizi anak, konseling kesehatan, dan perilaku keluarga stunting melalui komunikasi kreatif fasilitatornya.
Kebijakan stunting di Indonesia
Saat ini, Indonesia memiliki program Percepatan Penurunan Stunting (PPS) dengan pendekatan intervensi spesifik dan sensitif. Program ini menggabungkan sektor kesehatan, ekonomi, dan sosial. Namun, pada periode kepemimpinan selanjutnya tahun 2025-2029 akan diadakan program baru Makan Bergizi Gratis (MBG). Ada baiknya jika kedua program ini memiliki garis besar konsisten sebagai syarat utama keberhasilan pengendalian stunting seperti Peru.
Dalam menangani stunting memang membutuhkan sinergi berbagai program dan berbagai pihak. Pihak-pihak tersebut di antaranya pemerintah pusat, pemerintah daerah, sektor privat/swasta, lembaga non-pemerintah, dan keluarga balita stunting itu sendiri. Sebelum membuat langkah kebijakan besar dengan anggaran tinggi, Peru melakukan pendekatan ilmiah penyebab stunting di negaranya. Berdasarkan analisis tersebut, maka ditentukan program besar dengan anggaran tinggi. Jangan lupa bagikan informasi ini ke orang-orang sekitar kamu, ya!