TikTok Syndrome, Mitos atau Fakta?

Beberapa tahun terakhir, penggunaan media sosial TikTok semakin marak. Ciri khas kontennya yang berupa video dan unsur dance-nya, menjadi daya tarik banyak orang, khususnya para remaja. Tanpa disadari, banyak orang menghabiskan waktunya untuk mengakses aplikasi tersebut. Kondisi ini menyebabkan masalah kesehatan dan kejiwaan, hingga munculnya istilah TikTok syndrome. Apakah itu fakta? Yuk, simak penjelasan ini!

tiktok syndrome
Foto: Freepik.com

Penjelasan Tentang TikTok Syndrome

Istilah TikTok syndrome mulai ramai saat ada pengakuan dari beberapa pengguna yang mengalami keanehan. Tubuhnya sering gerak-gerak sendiri, meskipun tidak sedang berjoget atau mengakses medsos asal Tiongkok itu. Mereka mengaku bahwa memang sering mengakses TikTok untuk menghafal gerakan dance dan mengunggahnya setelah lancar. Tujuannya untuk mengekspresikan diri.

Gerak tubuh yang refleks akibat mengakses TikTok secara berlebihan ini akhirnya disebut TikTok syndrome. Dilansir dari laman Klik Dokter, dr. Devia Irine Putri menjelaskan bahwa penyakit dan penyebab sindrom TikTok tidak ada di dunia medis. Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog, juga menyatakan hal yang sama. Menurutnya, TikTok syndrome hanyalah hoaks.

Lalu, kondisi yang disebut sindrom TikTok itu sebenarnya apa? Kondisi berupa gerak refleks karena terlalu sering atau berlebihan mengakses TikTok merupakan gejala kecanduan TikTok. Tak hanya itu, gejalanya bisa berupa cemas jika beberapa lama tidak mengakses, mudah bosan, mudah marah, FOMO (fear of missing out), dan sulit tidur. Lebih dari itu, ada gejala berkaitan dengan penurunan kemampuan kognitif yaitu sulit berkonsentrasi, tidak mampu berpikir kritis, dan daya pikir sulit berkembang.

Efek Kecanduan TikTok

Media sosial, seperti halnya TikTok, bagaikan dua mata uang. Efeknya bisa positif dan negatif, sesuai penggunaan. Jika digunakan berlebihan, maka menyebabkan kecanduan dengan berbagai gejala yang sudah dijelaskan di atas.

Berbagai gejala kecanduan tersebut menimbulkan banyak kerugian. Pertama, terlalu sering mengakses TikTok pasti menyita banyak waktu, sehingga tidak produktif dan menunda-nunda pekerjaan. Kedua, kemampuan fisik menurun karena terlalu lelah bermain TikTok dan kurang tidur. Ketiga, kesehatan mental terganggu karena rasa bahagia hanya semata-semata ketika setiap saat bisa bermain TikTok. Keempat, penurunan kemampuan kognitif dan penurunan prestasi akibat tidak fokus dan tidak tertarik berpikir hal lain, selain bermedia sosial.

Cara Mengatasi Kecanduan

Apakah sempat mengalami salah satu atau beberapa dari gejala di atas? Jika sudah, maka diperlukan penanganan agar tidak semakin parah. Berikut ini cara efektif untuk mengatasi kecanduan mengakses TikTok.

sosial media
Foto: Freepik.com

Menerapkan Jadwal Bermain Media Sosial

Sistem jadwal sangat tepat untuk mengatur aktivitas agar produktif dan merata, sehingga tidak ada ketimpangan pada aktivitas tertentu. Dengan membuat dan menerapkan jadwal, kamu akan terhindar dari bermain medsos berlebihan. Ketergantungan kamu pada medsos akan berkurang, kemudian kembali fokus pada kehidupan nyata.

Mematikan Notifikasi TikTok

Notifikasi yang tiba-tiba muncul juga mengganggu karena seakan mengajakmu segera membuka isinya. Oleh karena itu, jangan biarkan distraksi tersebut. Matikanlah notifikasi TikTok di ponselmu agar tetap fokus pada aktivitas yang kamu jalankan. Istirahatmu juga tidak terganggu dan berjalan optimal.

Melakukan Kegiatan Produktif

Lakukan berbagai kegiatan produktif untuk mengurangi waktu kamu bermain medsos. Kamu juga jadi lebih sehat dan aktif jika melakukan kegiatan lain. Waktu senggang bisa dimanfaatkan untuk melakukan hobi, dibandingkan hanya duduk atau rebahan bermain TikTok.

Mencari Mood Booster Selain Bermain Medsos

Modern ini, medsos menjadi hiburan atau mood booster, terutama kaum muda. Agar tidak bergantung pada medsos dan menjadi kecanduan, carilah hal lain yang bisa meningkatkan mood. Kamu bisa mendengarkan musik, memainkan alat musik, memasak, membuat kerajinan tangan, dll.

Mencari Support System Positif

Support system sangat menentukan kualitas hidup seseorang. Agar tidak merasa sendirian dan bergantung pada medsos, kamu bisa menjalin pertemanan atau persahabatan yang positif.

Kecanduan TikTok atau media sosial lainnya, bukanlah hal yang bisa disepelekan. Kondisi ini bisa merujuk pada gangguan fisik, mental, atau kognitif jika sudah pada tahap yang berlebihan. Oleh karena itu, Sahabat Sehat perlu melakukan tindakan preventif dengan menggunakan sosial media secara bijak.

Referensi

Maharani, Ayu. 2020. MedFact: Fakta di Balik TikTok Syndrome pada Remaja. https://www.klikdokter.com/psikologi/kesehatan-mental/medfact-fakta-di-balik-tiktok-syndrome-pada-remaja?srsltid=AfmBOoqSSy10j0Z9dxaiZt4yp-A9EA7n8DDF8N0NQ4Bm33angeuScpyF. Diakses pada 29 November 2024.

Putri, Devani Adinda. 2022. TikTok Syndrome, Mitos atau Fakta? Ketahui Gejala dan Cara Mengatasi. https://doktersehat.com/psikologi/kesehatan-mental/tiktok-syndrome/. Diakses pada 29 November 2024.

Yani, Indah Fitrah. 2023. Menguak Fakta di Balik TikTok Syndrome pada Remaja. https://hellosehat.com/parenting/remaja/kesehatan-remaja/tiktok-syndrome/. Diakses pada 29 November 2024.

Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.