Workaholic? Hati-hati dengan Risiko Penyakit Ini!

Teman Sehat, kamu termasuk orang yang workaholic? Seorang workaholic biasanya rela bekerja meskipun sedang di rumah atau waktu kerjanya bisa menyita waktu tidur. Padahal kamu tahu kan, kalau tidur itu sangat penting buat menjaga kesehatan, baik fisik maupun mental? Lalu, apa ya dampaknya kalau si workaholic ini kurang tidur? Ada ngga ya cara pencegahannya? Yuk, simak penjelasannya!

Kekurangan tidur dan kesehatan mental

Yap, tidur bisa menjaga kesehatan mental, dengan membantu mengatur mood, memproses informasi dan pengalaman emosional ke dalam memori. Kalau kamu kurang tidur, biasanya reaktivitas dan gangguan emosional akan lebih mudah meningkat.

Biasanya gangguan tidur dan kesehatan mental memiliki hubungan yang berbanding lurus, loh! Tidur yang buruk, bisa berkontribusi pada munculnya gangguan kesehatan mental dan tingkat keparahannya. Selain itu, masalah kesehatan mental juga bisa memperburuk masalah tidur.

Masalah kesehatan mental dan gangguan tidur

  1. ADHD (Attention deficit hyperactivity disorder). ADHD biasanya terjadi pada orang dewasa. Gejalanya hampir sama dengan gangguan tidur tertentu, termasuk narkolepsi (gangguan sistem saraf yang memengaruhi kendali terhadap aktivitas tidur) dan hipersomnia (kantuk berlebihan).
  1. Gangguan kecemasan (Anxiety disorder). Gangguan kecemasan  akan mengganggu saat kamu sedang tidur, biasanya dalam bentuk insomnia dan mimpi buruk. Kurangnya tidur, akan meningkatkan risiko terkena gangguan kecemasan. Salah satu mekanismenya, yaitu dengan meningkatkan aktivitas kerja di pusat-pusat otak yang bertanggung jawab untuk mengatur emosi.
  1. Gangguan Bipolar. Merupakan gangguan yang menyerang mental seseorang, ditandai dengan perubahan suasana hati yang sangat ekstrem. Salah satu gejalanya adalah kurang tidur. Orang dengan gejala bipolar, memiliki jam tidur yang pendek dan merasa kebutuhan tidurnya berkurang. Dalam fase “depresi”, orang dengan gejala ini, akan mengalami insomnia dan juga hipersomnia.
  1. Depresi. Tidur dan depresi ternyata punya hubungan yang kompleks, loh! Sebuah studi di Korea menunjukkan, bahwa semakin tinggi jam kerja, semakin tinggi peluang depresi. Selain itu, gangguan tidur yang dialami, juga akan memancing gejala depresi. Gejala depresi yang dihasilkan, akan mengganggu tidur kamu.
  1. Psikosis. Psikosis adalah istilah yang diberikan untuk keadaan mental yang terganggu, karena halusinasi. Kurang tidur, bisa menimbulkan gejala psikosis, bahkan pada orang dewasa yang sehat. Orang yang mengalami psikosis bisa tidur berlebihan atau sangat sedikit dengan jadwal tidur yang ngga teratur. Perubahan pola tidur, juga bisa mengindikasi gejala awal psikosis, loh!

Bagaimana cara mencegahnya?

  1. Evaluasi list prioritas kamu. Bekerja memang penting, tapi kamu juga harus ingat kalau hidupmu ngga berputar di hal itu saja. Usahakan waktu bekerjamu ngga membatasi kebahagiaanmu dan juga hubunganmu dengan keluarga dan teman.
  2. Kalau kamu harus bekerja berjam-jam, temukan cara untuk meminimalkan atau menghilangkan stres di tempat kerja.
  3. Gunakan waktu libur sebaik-baiknya.
  4. Jangan lupa konsumsi makanan yang tepat di waktu yang tepat!
  5. Bergeraklah! Kalau pekerjaanmu menuntut unutk terus-terusan duduk, jangan lupa ambil waktu sejenak untuk sekadar berdiri atau berjalan-jalan.

Memberikan kinerja maksimal untuk pekerjaan adalah hal yang harus dilakukan, tapi harus diingat ya, kalau kamu bukan manusia super! Fisik dan mentalmu punya batasan untuk bekerja. Berisirahatlah jika sudah tiba waktunya istirahat. Usahakan kamu tidur setidaknya 7 jam per-harinya, ya, Teman Sehat!

Editor & Proofreader: Firda Shabrina, STP

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.