Halo Sahabat Sehat! Gula merupakan bahan yang memberikan rasa manis, dijumpai pada berbagai makanan dan minuman. Asupan gula yang boleh dikonsumsi per orang yaitu 50 gram per harinya atau 10% dari total energi (200 kkal). Batasan gula ini mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 30 tahun 2013.
Sumber energi yang berasal dari gula memang dibutuhkan oleh tubuh, namun konsumsi gula yang berlebihan bisa menjadi jembatan munculnya berbagai masalah kesehatan, seperti peningkatan risiko autoimun. Nah, apakah autoimun itu?

Gula dan autoimun
Autoimun dikenal sebagai penyakit yang menunjukkan aktivitas sistem imun tubuh menjadi abnormal atau berlebihan. Dampaknya adalah menurunnya kemampuan tubuh dalam melawan berbagai benda asing yang masuk ke dalam tubuh sehingga infeksi rentan terjadi.
Melansir artikel yang ditulis oleh Henderson di tahun 2022, disebutkan bahwa konsumsi gula dan karbohidrat jenis lain melebihi batas normal dalam waktu yang lama bisa berisiko meningkatkan gangguan autoimun. Yap, sistem kekebalan tubuh pada penyandang autoimun akan menyerang tubuhnya sendiri.
Penelitian di Amerika melaporkan bahwa berbagai jenis gula turut berkontribusi terhadap rusaknya fungsi dari kekebalan tubuh serta hambatan sel darah putih untuk menghadang sel patogen dalam tubuh. mTOR yang disebut-sebut sebagai sensor pengendali dalam tubuh yang menghubungkan zat gizi, kesehatan, dan penyakit.
Jenis penyakit autoimun, diantaranya lupus, diabetes tipe 1, penyakit tiroid, Crohn’s disease, Rheumatoid arthritis, dan psoriasis. Studi epidemiologis menunjukkan bahwa konsumsi minuman manis berlebihan dikaitkan dengan peningkatan risiko pengembangan penyakit kronis.
Laporan kasus yang melibatkan 79.570 perempuan muda dan 107.570 perempuan paruh baya, menunjukkan konsumsi soda manis secara teratur berhubungan dengan peningkatan risiko rheumatoid arthritis, terlepas dari faktor gaya hidup dan diet makanan.
Beragam tipe autoimun bisa meningkatkan risiko komplikasi penyakit jantung. Oleh karenanya, pengurangan asupan gula merupakan salah satu strategi pencegahan dan penekanan peradangan dan risiko autoimun.

Cara membatasi gula
Sahabat Sehat, yuk mencoba beberapa langkah menghindari, membatasi atau mengurangi asupan gula. Nah, contohnya bisa dengan mengganti biskuit, kue, dan camilan dengan buah-buahan, sayuran segar, serta mengurangi konsumsi minuman bersoda, permen, dan jus kemasan. Kamu juga dianjurkan utnuk selalu membaca informasi nilai zat gizi yang terlampir pada kemasan makanan atau minuman.
Selain itu, cobalah utnuk mulai meningkatkan aktivits fisik, seperti jalan kaki dan bersepeda, serta rutin melakukan pengecekan gula darah. Rutin berpuasa dan mengelola stres dengan baik juga bisa menjadi salah satu kuncinya, loh!
Nah, pola hidup bersih dan sehat (PHBS) juga turut berpartisipasi dalam proses pencegahan autoimun. Manfaat kesehatan jangka pendek dan panjang tentu akan dirasakan bagi setiap orang yang menjalankannya.
Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP