Bahaya Self Diagnosis, Jangan Lakukan!

Halo Sahabat Sehat! Kamu pernah melakukan self diagnosis? Ini merupakan perilaku melakukan diagnosis secara mandiri berdasarkan informasi yang diperoleh sendiri, bahkan juga memutuskan sendiri pengobatan yang belum pasti kebenarannya. Saat ini perkembangan teknologi semakin pesat, informasi apapun sangat mudah diakses, termasuk info kesehatan, hal itu terkadang mendorong seseorang melakukan self diagnosis. Tapi ini bisa jadi masalah loh! Apa sih bahaya self diagnosis? Let’s check this out!

bahaya melakukan self diagnosis
Foto: Pexels.com

Bahaya self diagnosis 

Kondisi kesehatan, baik fisik maupun mental butuh pengkajian yang tepat berdasarkan prosedur dan ilmu kedokteran. Dokter pun kadang butuh kerja sama dengan dokter spesialis lain untuk menentukan dan mengobati suatu penyakit. Jadi bagaimana yang self diagnosis? Tentunya itu berbahaya.

Penyakit ngga bisa dibiarkan begitu saja, karena akan terus berkembang. Jika diagnosis ngga tepat dan pengobatan ngga efektif, maka dapat memperparah penyakit. Diagnosa yang ngga tepat dan terlambat berpengaruh juga pada proses penyembuhan. Penyakit butuh perawatan yang tepat sebelum nantinya semakin parah dan fatal. Contoh pada kasus pasien kanker, stadium kanker yang bisa dideteksi lebih awal bisa meningkatkan proses pemulihan dan kesembuhan.

Mendorong munculnya penyakit lain?                                 

Selain memperparah penyakit, self diagnosis dapat mendorong munculnya penyakit lain. Ngga jarang, karena salah penanganan seperti penggunaan obat, seorang pasien yang semula hanya memiliki penyakit A, menjadi mengidap penyakit B dan C.

Sedikit cerita, sebut saja pasien X, mengalami gangguan ginjal dan memilih pengobatan tertentu tanpa berkonsultasi dengan dokter. Tanpa disadari, beberapa tahun kemudian didapati pasien X mengalami keparahan penyakit ginjal dan malah bertambah menjadi diabetes, karena pasien ngga tahu konsumsi pengobatan dibarengi dengan gula yang ngga terkontrol. Memang banyak faktor yang mendorong terjadinya suatu penyakit, namun lebih baik jika bisa mencegah semaksimal mungkin, salah satunya dengan ngga melakukan self diagnosis dan pengobatan sembarangan.

bahaya melakukan self diagnosis
Foto: Pexels.com

Menyebabkan stres dan kondisi mental memburuk

Gangguan mental seperti skizofrenia, bipolar, obsessive compulsive disorder, dan gangguan mental lainnya ngga bisa hanya dengan self diagnosis. Seperti penyakit lainnya, gangguan mental yang sebenarnya terjadi ngga bisa terdeteksi dan apabila diagnosis ngga tepat, dapat memperburuk gangguan mental, oleh karena itu penting untuk berkonsultasi untuk psikiater atau psikolog. Bahkan, survei yang dilakukan 74% orang mengalami stres karena melakukan self diagnosis dari internet.

Sekarang Sahabat Sehat sudah tahu kan bahaya self diagnosis. Ingat ya bahwa Informasi kesehatan yang beredar di internet hanya untuk sekadar tahu dan ngga bisa mendiagnosis penyakit.

Dokter merupakan tenaga medis profesional, bagaimanapun pengkajian dokter secara langsung adalah yang terbaik. Jika kamu merasa memiliki gejala penyakit, jangan ragu untuk ke dokter, ya! Deteksi penyakit lebih awal akan sangat membantu mencapai kesembuhan, juga menghindari dampak penyakit yang lebih fatal.

Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP

Referensi

Wahyuni, F.N. 2020. Perancangan Kampanye Stop Self diagnosis untuk Mengurangi Gangguan Mental dengan Metode PA. Karya Tugas Akhir di Pengantar. “Program Studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Industri Kreatif Universitas Telkom Bandung.”. https://ifik.telkomuniversity.ac.id/assets/upload/thesis/fieka/Penulisan_Lengkap_Fieka_NW.pdf. Diakses 20 Oktober 2021

Walker, M.H dan Tomasulo, D. J. 2016. Ask the Therapists about Self diagnosis. https://www.youtube.com/watch?v=73uEk0FjAj4. Diakses 20 Oktober 2021

Etactics. 2020. Why Self diagnosis is a Major Problem. https://www.youtube.com/watch?v=HMpzNY-5T-Q. Diakses 20 Oktober 2021

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.