Benarkah Jalan Kaki Bisa Cegah Stroke?

Sahabat sehat, penyakit stroke telah menjadi salah satu penyakit dengan peringkat teratas penyebab kematian di dunia maupun di Indonesia. Namun, stroke merupakan penyakit yang dapat dicegah dengan memperbaiki gaya hidup antara lain rutin melakukan aktivitas fisik. Sayangnya, aktivitas fisik terkadang dirasa cukup sulit bagi sebagian orang yang dalam kesehariannya kurang aktif atau jarang berolahraga.

Foto: Freepik

Malas gerak atau lebih dikenal dengan “mager” menjadi istilah yang sering diucapkan sebagai alasan seseorang yang tidak ingin melakukan kegiatan yang membutuhkan banyak energi dan cenderung ingin menghabiskan waktu dengan kurang bergerak misalnya rebahan. Berjalan kaki dapat menjadi salah satu solusi dan langkah awal yang murah dan mudah untuk mengubah kebiasaan “mager” menjadi lebih aktif. Namun, benarkah jalan kaki bisa mencegah stroke? Yuk, simak penjelasannya berikut ini!

Jalan Kaki untuk Cegah Stroke

Jalan kaki termasuk dalam kategori aktivitas fisik intensitas ringan hingga sedang. Jalan kaki santai atau dengan kecepatan biasa termasuk ke dalam aktivitas fisik intensitas ringan. Namun, berjalan kaki dengan kecepatan yang lebih cepat dari berjalan seperti biasa atau brisk walking termasuk ke dalam kategori aktivitas fisik intensitas sedang.

Melakukan brisk walking selama 11 menit dengan rutin setiap hari dalam seminggu atau dengan total sekitar 75 menit per minggu dapat menurunkan risiko penyakit stroke, jantung, dan beberapa jenis kanker. Selain itu apabila durasi waktu berjalan kaki ditambah, dapat menurunan risiko stroke lebih lanjut menjadi sebesar 11%.

Kecepatan Jalan (Pace) yang Dianjurkan

Salah satu penelitian yang dipublikasikan dalam Journal Sport Health Science mengungkapkan bahwa, orang yang berjalan kaki dengan pace cepat, yaitu 5,6 km/jam memiliki risiko stroke lebih rendah sebesar 44% dibanding jika berjalan kaki dengan pace lambat yaitu 1,6 km/jam. Artinya semakin cepat seseorang berjalan maka semakin rendah risiko mereka mengalami stroke.

Hal ini menjadi bukti bahwa berjalan kaki lebih cepat dengan durasi yang lebih lama dapat menurunkan risiko stroke. Melakukan aktivitas fisik intensitas sedang termasuk brisk walking dapat memberikan efek anti hipertensi dengan memperbaiki tekanan darah yang menjadi penyebab utama terjadinya stroke. Melakukan aktivitas fisik juga membantu menjaga kesehatan otak dan memperbaiki fungsi pembuluh darah. Selain itu, rutin berjalan kaki dapat memperbaiki metabolisme lemak dalam tubuh dengan meningkatkan HDL (High Desnity Lipoprotein) atau kolesterol baik dan menurunkan LDL (Low Desnity Lipoprotein) atau kolesterol jahat.

Foto: Freepik

Bila dibandingkan dengan rekomendasi aktivitas fisik dari  World Health Organization (WHO), yaitu melakukan aktivitas fisik intensitas sedang minimal 150 menit per minggu, maka dengan memenuhi 75 menit per minggu melakukan brisk walking, sudah dapat memberikan efek positif bagi kesehatan, termasuk menurunkan risiko stroke.

Tentunya, manfaat kesehatan yang diperoleh akan terus bertambah dan maksimal jika aktivitas fisik yang dilakukan memenuhi aktivitas fisik sesuai rekomendasi WHO yaitu 150 menit per minggu untuk aktivitas fisik sedang dan 75 menit per minggu untuk aktivitas fisik intensitas berat.

Nah, bagi Sahabat Sehat yang dalam kesehariannya kurang aktif atau sering mager, maka rekomendasi brisk walking dapat menjadi solusi untuk mulai rutin melakukan aktivitas fisik. Sesuai dengan pesan dari WHO, “Melakukan sedikit aktivitas fisik lebih baik daripada tidak sama sekali”, artinya memulai aktivitas fisik dari yang paling sederhana seperti berjalan kaki lebih baik daripada tidak beraktivitas fisik sama sekali.

Jangan lupa pula, selain melakukan aktivitas fisik dengan berjalan kaki, lengkapi gaya hidup sehatmu dengan pola makan gizi seimbang. Share informasi bermanfaat ini ke teman-teman kamu, ya!

Ditulis Oleh:

Nurul Muchlisa, S.Gz
S1 Ilmu Gizi, Universitas Hasanuddin
Mahasiswa Profesi Dietisien, IPB University

 

Referensi

Cao, Z et al. 2024. Physical Activity, Mental Activity, and Risk of Incident Stroke: A
Prospective Cohort Study. Stroke. 2024;55:1278–1287. DOI:
10.1161/STROKEAHA.123.044322

Garcia L, Pearce M, Abbas A, et al. 2023. Non- occupational physical activity and risk of
cardiovascular disease, cancer and mortality outcomes: a dose–response meta- analysis of large prospective studies. Br Journal Sports Med 2023;57:979–989. doi:10.1136/bjsports-2022-105669

Quan M, Xun P, Wang R, He K, Chen P. 2020. Walking pace and the risk of stroke: A meta- analysis of prospective cohort studies. Journal Sport Health Science 2020;9:521-9. https://doi.org/10.1016/j.jshs.2019.09.005

Ghozy, S, et al. 2022. Physical activity level and stroke risk in US population: A matched case–control study of 102,578 individuals. Annals of Clinical and Translational Neurology 2022; 9(3): 264–275. doi: 10.1002/acn3.51511.

Office of Disease Prevention and Health Promotion. 2021. Physical Activity Guidelines

Questions & Answers. https://odphp.health.gov/our-work/nutrition-physical-activity/physical-activity-guidelines/about-physical-activity-guidelines/questions-answers#q11. Diakses pada 7 Januari 2025, 23:51 WIB.

Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.