Jika ditanya, tidak akan ada yang mau merasakan sakit hati. Meskipun demikian, setiap orang, termasuk Sahabat Sehat pasti pernah mengalaminya. Hal mendasar yang memicu luka hati adalah kondisi atau harapan yang tidak sesuai kenyataan. Ketika itu terjadi, munculah respon emosional seperti marah, kecewa, sedih, dan tidak bersemangat. Akan tetapi, hal ini ngga boleh berlarut-larut supaya ngga mempengaruhi kesehatan fisik. Sebenarnya, apa dampak luka hati untuk kesehatan?
Apa Saja Efek Sakit Hati?
Berdasarkan penelitian, orang yang mengalami luka hati akan mengalami aktivitas otak yang sama seperti saat mengalami sakit fisik. Semua rasa sakit, baik sakit fisik, maupun sakit hati, diproses di bagian otak yang sama. Sistem aktivitas saraf simpatik dan parasimpatik dipicu bersamaan.
Sistem parasimpatik merupakan sistem saraf yang menangani fungsi tidak sadar, seperti produksi air liur dan pencernaan. Sementara itu, sistem saraf simpatik memicu tubuh melawan dengan mengirim hormon ke seluruh tubuh untuk meningkatkan detak jantung dan membangunkan otot. Saat keduanya bekerja bersamaan, maka menimbulkan ketidaknyamanan, bahkan nyeri dada.
Kecemasan, depresi, dan penarikan diri dari lingkungan sekitar (keluarga, teman, sahabat) adalah reaksi emosional yang paling umum terjadi. Perasaan emosional tersebut menyebabkan penurunan motivasi melakukan sesuatu, seperti malas makan, malas beraktivitas, dan malas berinteraksi dengan orang lain, sehingga menimbulkan sakit perut, pusing, mag, dan penurunan kondisi kesehatan secara umum.
Cara Mengatasi Sakit Hati
Luka hati adalah perasaan manusiawi yang bisa dialami setiap orang karena berbagai sebab. Meskipun demikian, respon emosional terhadap rasa sakit hati yang dialami tidak boleh berkepanjangan. Beberapa upaya berikut ini bisa kamu lakukan untuk mengatasi sakit hati.
Menerima kejadian yang dialami
Menurut studi dari peneliti kognitif Neuroscience di Columbia University, penolakan bersifat sangat serius pada perasaan manusia. Oleh karena itu, saat seseorang mengalami sakit hati, jangan bilang bahwa itu hanya ada dalam pikirannya.
Berikan ruang untuk menghadapi rasa sakit hatinya, sehingga lama kelamaan mampu menerima luka tersebut. Penerimaan akan lebih cepat meredam emosi, sehingga membuat perasaan jadi lega dan bisa berproses mengikhlaskan apa yang terjadi.
Berdamai dengan diri sendiri
Berdamai dengan situasi yang telah terjadi adalah tahap positif setelah mengalami luka hati. Jangan pernah berpikir bahwa peristiwa itu terjadi karena kesalahan diri sendiri. Cukup introspeksi diri secukupnya, namun tetaplah mencintai diri sendiri yang sudah melalui hati-hari dengan hebat.
Menghindar dari hal yang membangkitkan luka hati
Suasana, benda, tempat, bahkan musik, yang membangkitkan luka hati, perlu dihindari selama proses penyembuhan. Singkirkan setiap benda yang membuatmu sakit hati. Janganlah memutar musik yang penuh kenangan pahit. Hindari pergi ke tempat yang mengingatkanmu pada luka hatimu. Dengan demikian, perasaan lebih terjaga dan terhindar dari penyebab luka hati.
Mencurahkan perasaan pada orang terdekat terpercaya
Mencurahkan perasaan kepada orang lain menjadi alternatif penyembuhan luka hati. Tidak baik memendam perasaan sendiri karena menimbulkan penyakit fisik. Cobalah membuka diri untuk mencurahkan perasaan kepada orang terdekat, namun pilihlah seseorang yang bisa dipercaya dan merupakan pendengar yang baik.
Refreshing
Menghibur diri dengan refreshing bisa meningkatkan rasa bahagia. Ciptakan bahagiamu dengan melakukan hobi, pergi ke tempat yang indah, melakukan meditasi, dan berolahraga. Upayakan untuk memikirkan hal positif.
Gangguan kesehatan fisik akibat luka hati dapat dikurangi dengan upaya di atas. Sahabat Sehat bisa kembali beraktivitas dengan baik karena kembali bersemangat dan suasana hati sudah membaik. Nikmatilah proses penyembuhan luka hati karena memerlukan waktu yang tidak sebentar. Sebaiknya, tahan diri untuk menjalin hubungan dengan orang yang menyebabkan luka hati.
Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP
