Cabai jadi salah satu pangan yang banyak digemari masyarakat Indonesia. Banyak masakan nusantara populer yang memadukan bumbu dengan cabai. Tapi tahukah Sahabat Sehat? Ada efek makan cabai terhadap tekanan darah, loh! Bagaimana efeknya? Let’s check it out!
Tentang Cabai dan Olahannya
Cabai merupakan sayuran atau bumbu yang memiliki sensasi khas pedas atau panas ketika dimakan. Beberapa jenis cabai, yaitu cabai merah besar, cabai merah keriting, cabai rawit merah, cabai hijau besar, cabai hijau keriting, cabai rawit hijau, dan cabai jalapeno.
Cabai bisa dimakan utuh mentah, matang, atau diolah menjadi bumbu. Efek makan cabai secara utuh atau olahan mungkin menimbulkan efek yang berbeda pada tubuh, pasalnya cabai olahan sudah diolah dengan bahan tambahan pangan, termasuk mengandung sodium yang lebih tinggi.
Menurut USDA Food Data Central, cabai 100 g mengandung 40 Kkal, protein 1,7 g, lemak 0,44 g, serat 1,5 g, kalium 32 mg, natrium 9 mg, vitamin A 48 mg, dan vitamin C 144 mg. Kandungan vitamin C nya sangat tinggi, mengingat kebutuhan untuk orang dewasa menurut AKG (2019) hanya sekitar 90 mg.
Selain vitamin A dan C, antioksidan lain dalam cabai yang terkenal adalah karotenoid dan flavonoid. Bukan hanya itu, cabai memiliki capsaicin atau kapsinoid yang ngga hanya memberikan sensasi pedas, tetapi juga diduga memberikan efek fisiologis.
Efek Makan Cabai Pada Tekanan Darah
Efek cabai dalam menurunkan tekanan darah masih kontroversial. Menurut jurnal Nutrition & Metabolism (2021), capsaicin dapat berperan menjadi agen neurotoksik yang mengaktifkan TRPV1, reseptor yang berperan dalam mendeteksi dan merespon rasa nyeri. Aktifnya TPRV1 kemudiaan meningkatkan vasorelaksasi (pelebaran pembuluh darah) dan menurunkan tekanan darah.
Selain itu, cabai pedas yang enak secara signifikan mengurangi asupan garam individu harian. Namun, sementara belum ada hasil penelitian yang jelas membuktikan terkait efek cabai apakah menurunkan atau menaikkan tekanan darah.
Menurut jurnal Clinical Nutrition (2021), kapsinoid cabai sendiri menunjukkan tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap tekanan darah baik sistolik maupun diastolik. Sementara pada suplementasi pasta cabai merah meningkatkan tekanan darah.
Sementara itu hasil penelitian sebatas observasional dalam Nutrition Journal (2023) menunjukkan konsumsi makanan pedas dapat memberikan efek menguntungkan pada tekanan darah tinggi, tapi berisiko buruk pada kadar lipid, serta overweight atau obesitas.
Bagaimana dengan Konsumsi Sambal?
Sambal merupakan olahan cabai yang dihaluskan, kemudian ditambahkan berbagai bahan lain, seperti teri, bawang, terasi, tomat jeruk nipis, dan lain-lain. Salah satu bahan tambahan yang bisa memengaruhi tekanan darah adalah natrium atau garam.
Terlepas dari kandungan capsaicin, garam dapat meningkatkan tekanan darah. Batasan konsumsi natrium sehari menurut WHO adalah 2400 mg atau sekitar 1 sendok teh. Bagi yang mengalami hipertensi ringan hingga berat tentu memiliki batasan yang lebih rendah, misal antara 200-1200 mg saja.
Jadi, berapa banyak garam yang Sahabat Sehat gunakan untuk membuat sambal sendiri? Sementara itu, sambal kemasan di pasaran memiliki kandungan natrium yang beragam per takaran sajinya, ada yang rendah dibawah 200 mg, ada pula yang tinggi hingga 300 atau 640 mg.
Itu hanya natrium dari sambal, belum dari makanan lainnya. Memang belum ada bukti konkrit efek makan cabai pada tekanan darah. Namun, perlu bijak dalam konsumsi olahan cabai dengan garam seperti sambal, saus sambal, atau pasta cabai, pasalnya konsumsi natrium pada jumlah tertentu berpotensi untuk meningkatkan tekanan darah.