Sahabat Sehat, bagi kamu yang menyukai sushi, tuna putih atau cod, mungkin perlu lebih berhati-hati. Pasalnya, dikarenakan kemiripan penampakan tuna putih dan cod dengan gindara diindikasi banyak terjadi mislabeling yang bisa mengancam kesehatan. Ini dikarenakan pada gindara terkandung gempylotoxin yang tidak bisa dicerna oleh saluran pencernaan manusia
Apa itu gempylotoxin?
Gempylotoxin adalah lilin yang ngga bisa dicerna, terdiri dari ester asam lemak C32, C34, C36, dan C38, dengan komponen utama C34H66O2. Biasanya ditemukan di ikan gindara (Lepidocybium flavobrunneum) dan oilfish (Ruvettus pretiosus). Manusia tidak dapat mencerna ester lilin ini, yang pada beberapa orang bertindak sebagai pencahar jika dikonsumsi atua berisiko menyebabkan keracunan ikan gempylid atau gempylotoxism.
Keamanan Pangan dan Concerns
Ikan gindara seringkali tertukar dengan cod karena penampakannya yang mirip. Namun, dari segi gizi kandungan lemak ikan ini tidaklah tinggi. Menurut data dari USDA, 100 gram cod mentah mengandung 0,63-0,67 gram lemak (<1%). Di sisi lain, gindara (Lepidocybium flavobrunneum) dan oilfish (Ruvettus pretiosus) kaya akan lemak (sekitar 20%) dan mengandung gempylotoxin. Pada manusia, ester lilin alami tidak dapat dicerna dan dengan demikian terakumulasi di rektum menyebabkan diare berminyak (keriorrhoea).
Belum ditemukan cara mengurangi ester lilin pada ikan untuk menjamin no-effect level. Pemasakan dengan pemanggannga dikombinasi dengan membuang cairan minyak yang keluar dari ikan gindara diduga dapat mengurangi risiko sampai batas tertentu.
Gejala dan Indikasi Keracunan
Konsumsi ester lilin dapat menyebabkan keriorrhoea, kram perut, mual, sakit kepala, dan muntah bila dikonsumsi dalam jumlah yang cukup. Bagi individu yang sensitif, konsumsi dalam jumlah yang lebih rendah sudah memicu gejala keracunan. Jumlah pasti yang diperlukan untuk menyebabkan efek pencahar ini belum diketahui dan tampaknya bervariasi berdasarkan kepekaan individu.
Keriorrhoea berbeda dengan diare dan tidak menyebabkan kehilangan cairan tubuh, sehingga dampaknya tidak fatal. Tapi, bila sudah terserang menyebabkan ketidaknyamanan mulai dari kram perut hingga buang air besar sejak 30 menit hingga 36 jam setelah konsumsi. Pemulihan diharapkan dalam 24 – 48 jam.
Kesalahan Label dan Kasus Gempylotoxin
Tuna putih sering digunakan dalam pembuatan sushi, terkadang disubstitusi dengan ikan gindara (Lepidocybium flavobrunneum). Gindara memiliki kedekatan kekerabatan dengan oilfish (Ruvettus pretiosus) diketahui menyebabkan keiorrhea, keracunan wax ester (gempylotoxin). Penanganan gindara dan oilfish (R. pretiosus) yang ngga ditangani dengan benar juga memiliki potensi risiko keracunan histamin.
Kedua spesies ini dilarang untuk dijual di beberapa negara (misalnya, Italia dan Jepang), tetapi ditemukan dijual menggunakan nama pasar palsu. Oilfish menyebabkan wabah keiorrhea (gempylotoxin) karena kesalahan pelabelan di Australia dan Hong Kong. Sementara kasus gindara salah label sebagai “cod” menyebabkan wabah keiorrhea pada konsumen di Kanada.
Saran bagi Konsumen
Saat memilih ikan, konsumen harus menyadari kemungkinan efek kesehatan yang terkait dengan konsumsi gindara dan oilfish. Konsumen yang mungkin berniat mengonsumsi ikan ini sebaiknya makan dalam porsi kecil untuk mengetahui tingkat kerentanannya. Jika kamu ragu dengan jenis ikannya, cod atau gindara, carilah informasi dan klarifikasi lebih lanjut dari penjual sebelum membeli.
Sahabat Sehat, mempertimbangkan aspek kesehatan yang bisa terancam gempylotoxin, kamu perlu lebih cermat dan waspada saat berbelanja ikan ya!
Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP