Kenali Gangguan Kesehatan Mental pada Anak

Kondisi kesehatan mental seorang anak masih banyak dianggap sebelah mata. Usia anak dan remaja memiliki peranan yang besar dalam terbentuknya kondisi mental saat dewasa. Melalui survei Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) tahun 2022, menunjukkan bahwa satu dari tiga remaja berusia 10—17 tahun di Indonesia memiliki masalah kesehatan mental. Angka tersebut setara dengan 15,5 juta jiwa. Terlebih lagi, hanya 2,6% dari jumlah tersebut yang pernah menggunakan fasilitas konseling untuk membantu mengatasi masalah yang dihadapi. 

Foto: Freepik

Gangguan Kesehatan Mental pada Anak

Ganguan kesehatan mental pada anak dapat dideskripsikan sebagai adanya perubahan serius dari tingkah laku anak dalam menghadapi sesuatu, cara anak tersebut belajar, dan cara mereka mengontrol emosinya. Menurut WHO, sebanyak 10—20% anak di dunia pernah mengalami masalah kesehatan mental, dan hampir separuhnya berawal sejak usia 14 tahun. Sebagian besar di antaranya mengalami gangguan kecemasan, depresi, ataupun ADHD.

Apa Penyebabnya?

Terdapat banyak sekali faktor yang menyebabkan anak mengalami masalah kesehatan mental, seperti faktor genetik, adanya trauma, pola asuh, maupun pengaruh kondisi lingkungan anak, termasuk kondisi keluarga dan pertemanan. Salah satu faktor pemicunya, yakni adanya kekerasan psikolgis yang dihadapi anak. Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (SIMFONI PPA) per Januari hingga November 2023, mencatat bahwa terdapat 15.120 kasus kekerasan terhadap anak. 

Sementara itu, Badan Peradilan Agama (Badilag) mencatat jumlah kasus yang jauh lebih tinggi, yakni sebanyak 279.503 kasus. Berdasarkan data tersebut, kekerasan psikis menempati posisi kedua terbanyak setelah kekerasan seksual yang kemudian diikuti oleh kekerasan psikis, fisik, dan ekonomi. 

Foto: Freepik

Kenali Cirinya!

Seorang anak yang sehat mentalnya memiliki beberapa ciri, seperti memiliki hubungan yang baik dengan orang lain, merasa puas setelah melakukan usaha untuk mencapai sesuatu yang diingiinkan, dan mampu menyesuaikan diri dengan kenyataan meskipun kenyataan itu buruk. Gangguan psikologis pada anak dapat dilihat dari adanya perubahan perilaku, seperti rendahnya kemampuan dalam belajar, adanya gangguan tidur atau pola makan, dan sering melakukan hal yang membahayakan diri. Selain itu, anak juga bisa mengalami keluhan fisik, seperti sering merasa pusing, sakit perut, meningkatnya detak jantung, atau keringat berlebih pada kondisi tertentu. 

Tidak seperti penyakit fisik yang mudah dilihat, gangguan kesehatan mental datang secara diam-diam dan lebih sulit dikenali. Memang bukan perkara mudah untuk dideteksi, namun menjadi lebih peduli terhadap adanya perubahan kecil dari perilaku anak dapat dilakukan untuk mengurangi risiko lebih jauh.

Meskipun begitu, jangan sampai Sahabat Sehat melakuakan self-diagnosis, ya! Jika terjadi perubahan yang cukup menghawatirkan, ada baiknya segera menghubungi seorang profesional di bidangnya.

Referensi

Hasil Survei I-NAMHS: Satu dari Tiga Remaja Indonesia Memiliki Masalah Kesehatan Mental. https://ugm.ac.id/id/berita/23086-hasil-survei-i-namhs-satu-dari-tiga-remaja-indonesia-memiliki-masalah-kesehatan-mental/. Diakses pada 18 Januari 2025

CDC. 2024. About Children’s Mental Health. https://www.cdc.gov/children-mental-health/about/index.html. Diakses pada 18 Januari 2025

WHO. Improving the mental and brain health of children and adolescents. https://www.who.int/activities/improving-the-mental-and-brain-health-of-children-and-adolescents. Diakses pada 18 Januari 2025

Pudpedia. 2024. Siaran Pers Kemenko PMK dan KemenPPA: 15.120 Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak Terjadi Tahun 2023, Laporkan Aksi Kekerasan di Layanan WhatsApp SAPA 129. https://paudpedia.kemdikbud.go.id/berita/15120-kasus-kekerasan-perempuan-dan-anak-terjadi-tahun-2023-laporkan-aksi-kekerasan-di-layanan-whatsapp-sapa-129?do=MjExNS00MGU3ZTU0OA==&ix=MTEtYmJkNjQ3YzA=. Diakses pada 18 Januari 2025

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.