Konsumsi Protein dalam Upaya Reduksi Depresi

Sahabat Sehat, di era yang serba cepat dan kompetitif ini semakin banyak orang mengalami depresi. Gangguan depresi ini tidak hanya dialami orang dewasa, tetapi juga remaja dan anak. Depresi dapat terjadi karena masalah interaksi kompleks dari aspek sosial, fisiologi dan biologi.

Fakta tentang Depresi

Depresi yang juga disebut gangguan depresi mayor atau depresi klinis adalah gangguan mood yang umum dialami, tetapi telah masuk dalam kondisi serius. Depresi menyebabkan gejala parah yang memengaruhi perasaan, pemikiran, dan aktivitas sehari-hari, seperti tidur, makan, atau bekerja.

mengatasi depresi
Foto: Pexels.com

Depresi dapat terjadi pada semua usia, tetapi seringkali dimulai pada usia dewasa. Depresi sekarang juga banyak ditemui pada anak dan remaja, meskipun terkadang muncul dengan sifat lekas marah yang lebih menonjol daripada mood yang buruk.

Depresi adalah penyakit umum di seluruh dunia, dengan perkiraan 3,8% dari populasi atau sekitar 280 juta orang mengalaminya, termasuk 5,0% di antara orang dewasa dan 5,7% di antara orang dewasa yang lebih tua dari 60 tahun. Depresi berbeda dari fluktuasi suasana hati yang biasa dan respons emosional jangka pendek terhadap tantangan dalam kehidupan sehari-hari.

Pengobatan Depresi

Antidepresan adalah obat yang biasa digunakan untuk mengobati depresi yang dapat membantu meningkatkan kerja otak dalam menggunakan bahan kimia tertentu untuk mengendalikan suasana hati atau stres. Umumnya, antidepresan membutuhkan waktu 4-8 minggu untuk bekerja. Namun, penggunaannya memiliki efek samping seperti masalah tidur dan gangguan nafsu makan.

Cara kerja antidepresan adalah memperbaiki konsentrasi sebelum memperbaiki suasana hati. Obat ini membutuhkan waktu untuk bekerja, sehingga penting untuk memberi kesempatan dan waktu pada antidepresan sebelum memutuskan apakah metode ini berhasil.

Pengaruh Positif Protein terhadap Depresi

Penggunaan antidepresan tidak bisa sembarangan dan harus diresepkan oleh dokter. Sayangnya, hingga sekarang FDA belum menyetujui adanya produk alami untuk mengatasi depresi. Berbagai riset masih terus dilakukan untuk menemukan jenis produk alami untuk mereduksi stres. Beberapa orang mendapatkan khasiat reduksi depresi dari mengonsumsi vitamin D. Meski tidak bisa dijadikan solusi penanganan depresi, diet memainkan peran penting dalam mencapai kesehatan mental yang lebih baik.

makanan sumber protein
Foto: Pixabay.com

Sebuah studi menunjukkan bahwa dalam kelompok orang dewasa dengan depresi, 1/3 (30%) jumlah peserta yang mengonsumsi makanan tinggi protein, seperti ikan dan kacang-kacangan mengalami pengurangan gejala depresi. Makanan yang dikonsumsi memengaruhi struktur dan fungsi otak, memainkan peran utama dalam pengaturan emosi dan fungsi kognitif. Makanan kaya protein mengandung asam amino untuk membantu menghasilkan neurotransmiter kunci dalam mencegah dan mengobati depresi dan kecemasan.

Asam amino, yang merupakan bahan penyusun protein, memainkan peran penting dalam produksi neurotransmiter. Nah, neurotransmitter sendiri merupakan bahan kimia yang memungkinkan sel otak untuk berkomunikasi satu sama lain.

Asam amino L-Tryptophan, yang dapat ditemukan pada produk daging, unggas, ikan, susu, dan kacang-kacangan berfungsi sebagai prekursor serotonin. Mengonsumsi makanan kaya akan L-Tryptophan dapat membantu memperbaiki suasana hati dan membantu antidepresan bekerja lebih efektif.

Nah, Sahabat Sehat sudah jelas kan bahwa diet dan konsumsi makanan berpengaruh tidak hanya pada kesehatan tubuh, tetapi juga kesehatan mental. Konsumsi protein yang cukup untuk membantu kamu menjaga mood dan memperbaiki perasaan.

Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP

Referensi

Hedrih, V. 2023. Higher protein consumption is associated with lower levels of depressive symptoms, study finds. Retrieved from https://www.psypost.org/2023/03/higher-protein-consumption-is-associated-with-lower-levels-of-depressive-symptoms-study-finds-69316.

National Institute of Mental Health (NIMH). 2021. Depression. Retrieved from https://www.nimh.nih.gov/health/topics/depression.

Li, Y., Zhang, C., Li, S., Zhang, D. 2020. Association between dietary protein intake and the risk of depressive symptoms in adults. Br J Nutr. 123(11): 1290-1301. doi: 10.1017/S0007114520000562. Epub 2020 Feb 20. PMID: 32077385.

Sandwood, J. 2019. The Connection Between Protein and Your Mental Health. Retrieved from https://www.mhconn.org/nutrition/protein-and-mental-health/.

World Health Organization (WHO. 2021. Depression. Retrieved from https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/depression.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.