Mengenal Kembang Kol Ungu, Cantik dan Sehat

Membahas jenis sayur, ada pilihan sayur yang menarik dari segi visual seperti kembang kol ungu. Kembang kol putih mungkin lebih populer dan banyak di pasaran Indonesia daripada kol ungu. Namun, faktanya sayur ini bukan hanya menarik, tetapi juga punya keunggulan senyawa penting untuk kesehatan, loh!

Tentang Kembang Kol Ungu

Kembang kol ungu (Brassica oleracea var botrytis) merupakan golongan pangan sayuran berwarna ungu, bagian dalamnya biasanya tetap memiliki bagian berwarna putih. Menurut Pandey, PhamEasy, sayur ini memiliki beberapa tipe, yaitu purple cape, Sicilian Violet, Rambo Purple, dan Violet Queen. 

Warna ungu pada kembang kol ungu menunjukkan adanya akumulasi senyawa antioksidan. Warna ungu tersebut juga dihasilkan dari gen ungu (Pr) semidominan tunggal. 

kol ungu
Foto: Freepik.com

Kandungan Gizi Makro dan Mikro Kembang Kol Ungu

Kembang kol ungu per 100 gramnya mengandung 2,36 g, lemak 0,14, karbohidrat 16,3 g, dan serat 2,36 g, dan vitamin C 63,2 mg. Kandungan protein lebih tinggi 0,4 g daripada kembang kol putih, karbohidratnya juga lebih tinggi hingga 10,3 g.

Selain itu, vitamin C juga lebih tinggi daripada kembang kol putih yang hanya 48,2 mg/100g. Jumlah serat kol ungu tersebut lebih dari 10x lipat lebih banyak daripada wortel, 2 kali lebih banyak daripada bayam. Namun, tidak lebih banyak daripada sayur brokoli. 

Senyawa Antioksidan Kembang Kol Ungu

Selain kandungan gizi makro dan mikro, kembang kol ungu juga populer dengan senyawa antioksidan yang tinggi. Antioksidan yang ada dalam kembang kol ungu, yaitu per 100 g ada  7,18 mg antosianin dan polifenol 126,35 mg.

Kandungan antosianin tersebut juga berada dalam buat atau sayur dengan warna serupa ungu, merah, atau ungu kehitaman, seperti kubis merah, blackberry, acai berry, tomat, kacang merah, paprika, delima, dan lain-lain. 

Senyawa antioksidan antosianin baik untuk kesehatan tubuh sebagai antiinflamasi, mengurangi stres oksidatif, melawan radikal bebas, penyebab penyakit, seperti kanker, kardiovaskuler, dan aterosklerosis. Polifenol juga berperan untuk membantu memperbaiki profil lemak, radang, dan resistensi insulin. 

kol
Foto: Unsplash.com

Senyawa Goitrogen Kembang Kol Ungu

Selain ada kandungan gizi makro, mikro, dan senyawa antioksidan, kembang kol juga mengandung zat goitrogenik berupa tiosianat. Bukan hanya pada varietas ungu, tetapi juga pada kembang kol putih, serta beberapa makanan lain, seperti kubis, singkong, dan ubi. 

Zat goitrogenik tersebut dapat menyebabkan gondok yang juga meningkatkan faktor risikonya, yaitu menghambat penyerapan yodium. Namun, belum diketahui tepatnya seberapa banyak dan frekuensi konsumsi zat goitrogen dari kembang kol yang menyebabkan gondok. 

Tips Pengolahan dan Penyimpanan Kembang Kol Ungu 

Proses pemasakan memang umumnya membuat zat gizi hilang sebagian atau bahkan bisa seluruhnya. Oleh karena itu, untuk mencegah kehilangan gizi dan antioksidan yang lebih tinggi. Menurut salah satu publikasi pada jurnal Sustainability, daripada perebusan dan penyimpanan dengan plastik PE biasa sebaiknya diolah dengan pengukusan dan penyimpanan beku kemasan vakum. 

Sahabat Sehat tertarik coba kembang kol ungu yang cantik dan sehat ini? Warnanya yang menawan juga bisa kamu coba sebagai trik untuk meningkatkan nafsu makan anak-anak atau jadi pewarna alami untuk membuat olahan makanan lainnya. 

Referensi

Kapusta-Duch, J., Szeląg-Sikora, A., Sikora, J., Niemiec, M., Gródek-Szostak, Z., Kuboń, M., … & Borczak, B. (2019). Health-promoting properties of fresh and processed purple cauliflower. Sustainability, 11(15), 4008. https://www.mdpi.com/2071-1050/11/15/4008. Diakses 7 Juli 2024. 

Messick, G., ed Ryan, H. 2023. Purple Cauliflower.  https://www.lifeextension.com/magazine/2018/7/purple-cauliflower#:~:text=this%20valuable%20vegetable.-,Anthocyanins,leaves%20change%20color%20in%20autumn

Pandey, Shubham. 2024. Purple Cauliflower Benefits: A Nutritional Breakdown Backed by Science. PharmEasy. https://pharmeasy.in/blog/purple-cauliflower-benefits-a-nutritional-breakdown-backed-by-science/ 

Rana, A., Samtiya, M., Dhewa, T., Mishra, V., & Aluko, R. E. (2022). Health benefits of polyphenols: A concise review. Journal of Food Biochemistry, 46(10), e14264. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/35694805/. Diakses 7 Juli 2024. 

Scalzo, R. L., Genna, A., Branca, F., Chedin, M., & Chassaigne, H. (2008). Anthocyanin composition of cauliflower (Brassica oleracea L. var. botrytis) and cabbage (B. oleracea L. var. capitata) and its stability in relation to thermal treatments. Food Chemistry, 107(1), 136-144. https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0308814607007698. Diakses 7 Juli 2024. 

Singh, B. K., Singh, B., & Singh, P. M. (2018). Breeding cauliflower: A review. International Journal of Vegetable Science, 24(1), 58-84. https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/19315260.2017.1354242?casa_token=lOwEJ3fyvQsAAAAA%3ALrSz4M7-84YcmI0Z192ERitXbnCspPGXa9-bYoc7Q8m_FXUUN2wXjRJRBhw9VNftpouoW6ZlY4xr9w. Diakses 7 Juli 2024

Tamer, C. E., Suna, S., & Özcan-Sinir, G. (2019). Toxicological aspects of ingredients used in nonalcoholic beverages. In Non-alcoholic beverages (pp. 441-481). Woodhead Publishing.. Toxicological Aspects of Ingredients Used in Nonalcoholic Beverages. Diakses 7 Juli 2024. 

Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.