Sahabat Sehat, cuka sari apel adalah tonik alami yang dikenal memiliki berbagai manfaat kesehatan. Meski demikian, konsumen memiliki kekhawatiran tentang keamanan dan kemungkinan efek samping dari konsumsi cuka sari apel.
Apa itu Cuka Sari Apel?
Cuka sari apel dibuat dari hasil fermentasi jus apel dengan ragi. Ragi mengubah gula dalam apel menjadi alkohol. Bakteri kemudian ditambahkan ke dalam campuran dan memfermentasi alkohol menjadi asam asetat. Asam asetat membentuk 5–6% cuka sari apel.
Asam asetat sendiri diklasifikasikan sebagai “asam lemah” tetapi masih memiliki sifat asam cukup kuat ketika dikonsentrasikan. Selain asam asetat, juga mengandung air dan sejumlah asam, vitamin, senyawa polifenol, dan mineral.
Manfaat Kesehatan Cuka Sari Apel
Cuka sari apel diyakini memiliki kemampuan antioksidan, antivirus, dan antimikroba. Asam asetat dipercaya berkontribusi terhadap penurunan berat badan dan manfaat kesehatan seperti menurunkan gula darah dan kadar kolesterol yang lebih sehat. Cuka sari apel juga diteliti perannya dalam mengobati jerawat dan kondisi kulit lainnya, serta meningkatkan kesehatan jantung.
Uji klinis Gheflati et al. tahun 2019 menunjukkan bahwa konsumsi cuka apel mungkin berefek menguntungkan pada indeks glikemik dan stres oksidatif pada individu dengan diabetes dan dislipidemia. Tinjauan pustaka yang dipublikasikan dalam Current Development in Nutrition pada Juni 2022 mencatat bahwa dalam penelitian jangka pendek, ketika partisipan mengonsumsi cuka sari apel dengan makanan padat, terjadi penekanan nafsu makan selama 120 menit setelah makan. Partisipan juga mengalami penurunan ngemil selama 3 hingga 24 jam setelah mengonsumsi cuka sari apel.
Efek Samping Cuka Sari Apel
Penelitian menunjukkan bahwa cuka sari apel dapat memperlambat laju pengosongan makanan pada perut. Hal ini dapat memperburuk gejala gastroparesis dan mempersulit pengelolaan gula darah bagi penderita diabetes tipe 1. Meski dapat membantu mengurangi nafsu makan, cuka sari apel juga dapat menyebabkan rasa mual, terutama bila dikonsumsi dengan diencerkan pada minuman yang menyebabkan perubahan rasa air tidak enak. Selain itu, terdapat laporan kasus rendahnya kadar potasium dan osteoporosis pada tubuh yang kemungkinan besar disebabkan oleh terlalu banyak minum cuka sari apel.
Asam asetat dalam cuka dapat melemahkan enamel gigi dan menyebabkan hilangnya mineral dan kerusakan gigi. Asam asetat dalam cuka sari apel dapat menyebabkan luka bakar pada tenggorokan pada anak-anak. Seorang wanita mengalami luka bakar di tenggorokannya setelah tablet cuka sari apel tersangkut di kerongkongannya. Ditambah ada laporan mengenai luka bakar pada kulit yang terjadi sebagai respons terhadap upaya mengobati tahi lalat dan infeksi dengan cuka sari apel.
Takaran dan Konsumsi
Cara tepat untuk mengonsumsi cuka sari apel adalah menggunakannya dalam masakan seperti ingredien untuk saus salad dan mayones. Selain itu, dapat diencerkan air dalam air. Dosis standar berkisar 1–2 sendok teh (5–10 mL) atau 1–2 sendok makan (15–30 mL) per hari yang dicampur dalam segelas besar air. Mulai dengan dosis kecil dan hindari konsumsi jumlah besar. Konsumsi berlebih dapat menyebabkan efek samping berbahaya, termasuk erosi enamel gigi dan potensi interaksi obat. Individu yang mengonsumsi obat penurun gula darah, perlu konsultasi dengan dokter dahulu sebelum menambah asupan cuka dalam makanan.
Sahabat Sehat, semoga informasi ini bermanfaat!
