Sahabat Sehat, pasti kamu udah ngga asing kalau di Indonesia kacang bukan hanya dimakan sebagai snack, tapi juga dipakai untuk membuat bumbu seperti pada gado-gado, siomay, sate, pecel, dan lain-lain. Kacang dikenal kaya akan kandungan protein. Tapi tahukah kamu, kacang sangat rawan terhadap cemaran kimia yang berupa aflatoksin?
Apa itu aflatoksin?
Aflatoksin merupakan zat kimia beracun yang dihasilkan oleh jamur dari golongan Aspergillus seperti Aspergillus flavus dan Aspergillus parasiticus. Jamur ini menyerang tanaman padi, jagung, dan kacang-kacangan. Aflatoksin bersifat karsinogenik, yaitu bisa memicu penyakit kanker. Senyawa ini juga menyerang organ hati dan menyebabkan hepatitis, pembesaran hati, sirosis, hingga kanker hati.
Jamur penghasil aflatoksin bisa tumbuh pada rentang suhu 12-48°C dan tumbuh paling optimal pada suhu 37°C, sehingga mudah tumbuh di daerah tropis seperti Indonesia.
Aflatoksin sangat berbahaya karena ngga bisa dihilangkan dengan proses pemanasan atau pemasakan. Bahkan pemanasan hingga suhu 150°C hanya mampu mengurangi 33-75% aflatoksin yang ada, dan pengolahan dengan teknik sangrai, goreng, maupun fermentasi mengurangi kadar aflatoksin sekitar 73-87% aja.
Regulasi mengenai aflatoksin di Indonesia
Di Indonesia, batas maksimum kandungan aflatoksin masih tergolong cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara lain. BPOM menetapkan batas maksimum kandungan aflatoksin sebesar 20 mcg/kg, sedangkan menurut standar internasional yang ditetapkan oleh FAO (Food and Agriculture Organization), batas maksimum kandungan aflatoksin pada produk kacang-kacangan, serealia, dan susu berkisar antara 0,5-15 mcg/kg saja. Hal ini perlu menjadi perhatian bagi pemerintah Indonesia untuk mencegah terjadinya kasus keracunan akibat aflatoksin di Indonesia.
Pencegahan kontaminasi aflatoksin
Jamur Aspergillus bisa mengontaminasi kacang sejak kacang masih tumbuh, sehingga penerapan praktik pertanian yang baik (Good Agricultural Practices) sangat perlu dilakukan untuk memastikan kualitas bibit dan perawatan hingga panen. Pedagang juga memegang peranan penting dalam menjamin kualitas kacang yang didistribusikan ke konsumen. Kacang yang telah rusak dan berjamur harus dibuang, sedangkan kacang yang berkualitas baik perlu disimpan pada tempat yang kering dan bersih.
Konsumen juga perlu cermat dalam memilih, menyimpan, dan mengolah kacang. Pastikan kacang yang kamu pilih ngga berlubang, pecah, berkecambah, bahkan berjamur. Upayakan untuk menyimpan kacang di tempat yang kering dan sejuk, serta mengolahnya dengan benar.
Walaupun proses pengolahan ngga bisa menghilangkan seluruh aflatoksin, setidaknya pengolahan bisa menurunkan kadar aflatoksin dalam kacang. Perlu diperhatikan pula, biasanya kacang yang berwarna coklat kehitaman dan terasa pahit memiliki kandungan aflatoksin yang tinggi. Jadi hati-hati ya, Sahabat Sehat.
Kaji lebih dalam kak mengenai reaksi pada proses Kacang²an, mutu, dll tulisannya sangat membantu menambah wawasan krna sy jg lg mendalami ilmu pengolahan pangan