Brain Rot: Akibat Sering Konsumsi Konten Receh

Sahabat Sehat, Brain Rot atau pembusukan otak dinobatkan menjadi Oxford of The Year 2024 oleh Universitas Oxford. Pasalnya, lebih dari 37.000 orang memilih kata ini sebagai kata populer tahunan. Penggunaan Brain Rot di kalangan publik mengalami peningkatan sebanyak 230% antara tahun 2023 dan 2024. Tak hanya sekadar kata-kata, tampaknya Brain Rot juga merupakan fenomena populer yang menjangkit utamanya pada anak muda masa kini.

Apa itu Brain Rot?

Brain Rot merupakan penurunan kognitif otak akibat kebiasaan mengonsumsi konten receh, berita negatif, atau sampah media sosial secara terus menerus. Kebiasaan ini mampu menurunkan fokus, produktivitas, motivasi, dan energi dari waktu ke waktu. Tak hanya itu, Brain Rot juga meningkatkan stres dan depresi, penurunan kepercayaan diri, menciptakan efek kesepian, serta membuat otak menciptakan body image yang buruk pada diri masing-masing orang.

Foto: Freepik

Pada dasarnya, teknologi memang membantu kehidupan manusia di banyak aspek. Di sisi lain, penggunaan teknologi berlebihan memiliki dampak buruk bagi otak. Pada kondisi Brain Rot, otak akan scrolling media sosial secara terus menerus karena efek dopamin yang didapatkan secara singkat. Dopamin menimbulkan perasaan puas dan senang. Semakin banyak pengguna melakukan scrolling media sosial, maka semakin otak menginginkan lebih. Kondisi ini menyebabkan adiksi yang tidak ada habisnya.

Contoh Kebiasaan Brain Rot

Sahabat Sehat, kamu mungkin tidak menyadari kebiasaan-kebiasaan ini memengaruhi otak. Beberapa kebiasaan Brain Rot di antaranya:

Video gaming

Banyak pengguna yang bermain game online secara kompulsif sehingga menimbulkan kecanduan. Game online menciptakan berbagai karakter dan alur cerita di luar kebiasaan manusia sehari-hari sehingga menarik perhatian otak.

Zombie scrolling

Pengguna melakukan scrolling media sosial tanpa tujuan dan manfaat. Hal ini berkaitan dengan konten sampah dan receh yang banyak diunggah di media sosial. Otak akan berpindah dari satu konten ke konten lainnya secara cepat

Doomscrolling

Kegiatan ini membuat otak mencari informasi sedih dan berita negatif. Timbul keinginan luar biasa untuk mendapatkan informasi terbaru meskipun mengganggu. Tak jarang banyak berita viral yang mengkespos kasus negatif tanpa ujung

Adiksi media sosial

Ciri-ciri kecanduan ini yaitu pengguna secara konsisten mengecek media sosial dan merasa gelisah jika kebiasaan tersebut tertunda atau terhenti. Pengguna akan selalu mengecek Instagram, YouTube, TikTok, X secara bergantian tidak ada habisnya. Notifikasi, warna dan design yang menarik, audio yang menyenangkan membuat pengguna terpukau. Lama kelamaan pengguna tidak bisa menggunakan otaknya untuk berpikir jernih.

Apa yang harus dilakukan?

Foto: Freepik

Brain Rot bukanlah kondisi permanen yang tidak dapat disembuhkan. Lakukan batasan screen time yang membuat kamu berpikir jernih, memiliki opini masuk akal, dan melakukan kebiasaan produktif. Sebuah studi menunjukkan bahwa istirahat media sosial selama 7 hari mampu meningkatkan kesehatan mental. Cara lain yang bisa dilakukan yaitu detoks digital di mana pengguna tidak mengakses media sosial selama 15 menit dan meningkatkan durasinya setiap hari. Gunakan waktu untuk istirahat, jalan-jalan, atau berkomunikasi dengan orang-orang sekitar tanpa mengecek media sosial atau me non-aktifkan handphone.

Sahabat Sehat, semakin maraknya penggunaan teknologi maka semakin muncul pula dampak dari penggunaannya. Bijak mengelola media sosial menjadi skill penting untuk mencegah dampak buruk tersebut. Fenomena Brain Rot telah banyak ditemui di sekitar, maka jangan sampai kamu juga terjebak dalam kebiasaan ini ya!

Referensi

Very Well Mind. 2024. Is Social Media Giving You Brainrot?. verywellmind.com. Diakses 16 Desember 2024.

Newport Institute. 2024. What Is Brain Rot? How Does it Impact You? newportinstitue.com. Diakses 16 Desember 2024.

Oxford University Press. 2024. Oxford Word of the Year 2024. corp.oup.com. Diakses 16 Desember 2024.

Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.