Hati-hati Aflatoksin, Si Penyebab Keracunan!

Hai Sahabat Sehat! Pernahkah kamu mendengar istilah aflatoksin? Aflatoksin merupakan senyawa beracun yang dihasilkan oleh jamur (mikotoksin) dari keluarga genus Aspergillus, utamanya yakni Aspergillus flavus, Aspergillus niger dan Aspergillus paraciticus. Senyawa ini cukup berbahaya karena bisa mengkontaminasi pangan dan menyebabkan keracunan.

Awal mula aflatoksin

keracunan aflatoksin
Foto: Pexels.com

Istilah aflatoxin ini berasal dari nama kapang Aspergillus flavus itu sendiri (A-flavustoxin). Kasus pertama ditemukan pertama kali di Amerika Selatan pada sekitar tahun 1950 – 1960. Ketika itu terjadi wabah pada hewan ternak yang menyerang unggas kalkun, yang dikenal dengan wabah ‘Turkey X’.

Saat itu diketahui pakan unggas yang dominan terdiri dari benih dan biji-bijian banyak terkontaminasi oleh kapang Aspergillus dan kemudian teridentifikasi dengan adanya senyawa aflatoksin sebagai penyebab keracunan pada unggas.

Dampak aflatoksin

Kontaminasi Aspergillus ini banyak ditemukan pada komoditas pangan pokok seperti beras, sorghum, jagung, singkong, gandum, kacang, dan lain-lain. Kasus cemaran ini seringkali terjadi di negara berkembang. Hal ini dikarenakan sistem proses pengolahan pasca panen dan penyimpanan produk hasil pertaniannya masih belum dikelola dengan baik sehingga menjadi salah satu faktor kapang Aspergillus ini bisa tumbuh dengan subur.

Dampak yang ditimbulkan dari aflatoksin ini cukup luas, ngga hanya terhadap kualitas pangan, tapi juga mempengaruhi kondisi mereka yang mengkonsumsinya. Aflatoksin tahan terhadap berbagai proses pengolahan pangan, termasuk proses yang menggunakan panas. Senyawa ini bahkan bisa ditemukan pada susu yang dihasilkan oleh hewan ternak yang mengkonsumsi pakan tercemar.

keracunana aflatoksin
Foto: Pexels.com

Sindrom keracunan, aflatoksikosis

Sindrom keracunan yang disebabkan oleh senyawa ini disebut dengan aflatoksikosis. Gejala akut dari aflatoksikosis antara lain mual, muntah, nekrosis kulit, kerusakan hati akut, hepatitis, bahkan paparan berat bisa menyebabkan kematian.

Sementara itu, paparan jangka panjang bisa mengganggu fungsi organ dan imunitas tubuh. Diantara berbagai varian toksin ini, varian toksin B1 menjadi varian yang paling berbahaya karena bersifat karsinogenik, yakni berpotensi menyebabkan terjadinya kanker, terutama kanker hati.

Selain itu berdasarkan beberapa studi yang dilakukan pada hewan percobaan, aflatoksin secara signifikan mampu menghambat fase pertumbuhan anak. Oleh sebab itu, senyawa ini cukup berbahaya apabila terkonsumsi oleh anak-anak karena berpotensi menyebabkan terjadinya gagal tumbuh kembang atau stunting.

Meskipun masih cukup asing terdengar, negara beriklim tropis seperti Indonesia sangat berpotensi sebagai tempat berkembangnya kapang ini. Oleh sebab itu keberadaan senyawa beracun ini sangat perlu diwaspadai, Sahabat Sehat. Jangan sampai kasus aflatoksikosis ini nantinya melanda masyarakat di Indonesia.

Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti STP

Referensi

Dhakal A, Sbar E. 2020. Aflatoxin Toxicity. Florida : StatPearls Publishing

Pusat Studi Pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada. 2020. Review: Tingkat Paparan Aflatoksin dan Dampaknya pada Pertumbuhan dan Kesehatan Manusia Khususnya Pertumbuhan Anak (Stunting), serta Upaya Penanggulangannya. https://cfns.ugm.ac.id/2020/10/23/review-tingkat-paparan-aflatoksin-dan-dampaknya-pada-pertumbuhan-dan-kesehatan-manusia-khususnya-pertumbuhan-anak-stunting-serta-upaya-penanggulangannya/ diakses pada 22 Juni 2021.

Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok. 2020. Bantu Tekan Kejadian Kanker, Karantina Pertanian Priok Lakukan Uji Aflatoksin. http://tanjungpriok.karantina.pertanian.go.id/?bantu_tekan_kejadian_kanker__karantina_pertanian_priok_lakukan_uji_aflatoksin&tab=tulisan&id=350 diakses pada 21 Juni 2021

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.