Bahaya Konsumsi Makanan Tinggi Garam

Sahabat Sehat, sadar ngga kalau makanan Indonesia identik dengan rasanya yang kuat, misalnya asin, pedas, atau manis? Padahal, mengonsumsi makanan yang terlalu asin atau punya kandungan garam yang tinggi sangat bahaya untuk kesehatan tubuh. Yuk, kenali lebih lanjut tentang bahayanya.

Penyebab Hipertensi dan Risiko Penyakit Jantung

Asupan garam yang tinggi menyebabkan aliran darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat dan mengakibatkan hipertensi, atau yang biasa disebut juga “darah tinggi”. Hal ini ngga hanya terjadi pada orang dewasa, loh. Anak yang lahir dengan bobot tubuh yang rendah dan diberikan makanan dengan kadar garam yang tinggi punya potensi mengalami hipertensi juga.

bahaya konsumsi garam berlebih
Foto: Freepik.com

Tingginya tekanan darah akan memicu penyakit kardiovaskular yang menjadi salah satu penyebab utama kematian. Selain itu, kandungan mineral natrium dari garam yang tinggi juga membuat pembuangan kalsium oleh ginjal meningkat dan dapat mengakibatkan batu ginjal, osteoporosis, dan stroke.

Memicu Obesitas dan Penyakit Lainnya

Sahabat Sehat, apakah kamu merasa jadi cepat haus atau ingin makan lagi saat makan makanan yang terlalu asin? Nah, hal ini adalah salah satu efek yang timbul dari konsumsi garam dapat memicu over-eating.

Biasanya, makanan yang punya kadar garam tinggi juga mengandung gula dan kalori yang tinggi, sehingga mudah sekali menyebabkan overweight dan obesitas. Asupan garam sangat berhubungan erat dengan kadar lemak tubuh dan tingkat obesitas menurut penelitian yang dilakukan di Korea. Usia 20 sampai 39 tahun adalah usia yang paling rentan terhadap obesitas. Jadi, hati-hati ya, Sahabat Sehat.

Penyakit lain yang mungkin timbul akibat konsumsi garam (natrium) yang terlalu tinggi adalah kerusakan atau peradangan pada dinding lambung dan meningkatnya koloni bakteri H. pylori yang memicu kanker lambung. Meniere adalah penyakit kronis dengan gejala vertigo, tinnitus (telinga berdenging), tuli yang timbul dan hilang, dan tekanan pada telinga bagian dalam. Penyakit ini diderita oleh banyak orang dan belum ada pengobatannya, tetapi biasanya orang dengan penyakit ini disarankan untuk mengurangi konsumsi makanan atau minuman yang tinggi garam. 

batasan konsumsi garam
Foto: Freepik.com

Konsumsi Garam yang Aman

Bukan berarti garam tidak diperlukan ya, Sahabat Sehat. Garam juga mengandung zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh manusia untuk menjaga aliran darah dan diperlukan dalam pertumbuhan, khususnya pada anak-anak.

World Health Organization (WHO) menetapkan konsumsi garam harian per individu tidak lebih dari 5 gram atau setara dengan 2000 mg natrium. Pembatasan ini diharapkan konsumsi garam dapat berkurang setidaknya 30% pada tahun 2025.

Di Jepang, pemerintah melakukan kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan hal ini dan berhasil menurunkan konsumsi garam dari 5400 mg natrium per hari menjadi 4840 mg. Negara Finlandia juga berkolaborasi dengan industri pangan untuk memproduksi produk pangan dengan kadar garam yang lebih rendah. 

Makanan dan minuman olahan, serta makanan ringan yang sering dikonsumsi masyarakat Indonesia adalah produk yang biasanya punya kandungan garam yang tinggi. Maka dari itu, Sahabat Sehat harus lebih cermat dalam memilih pangan yang akan dikonsumsi, ya!

Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP

Referensi

Sulistyaning, A. R. dan Farida. 2021. Overview of High Sodium Eating Habits Before and After COVID-19 Pandemic in Indonesia. Journal of the Indonesian Nutrition Association. https://persagi.org/ejournal/index.php/Gizi_Indon/article/view/566/277 diakses pada 1 Februari 2023.

Gowrishankar, M., Blair, B., dan Reider, M. J. 2020. Dietary intake of sodium by children: Why it matters. Pediatrics & Child Health. https://hyperchildnet.eu/hYch2020/wp-content/uploads/2021/07/Dietary-intake-of-sodium-Can-Paed-Soc-2020.pdf diakses pada 1 Februari 2023.

Cappucio, F. P. 2013. Cardiovascular and other effects of salt consumption. Kidney International Supplements. https://www.researchgate.net/publication/260198562_Cardiovascular_and_other_effects_of_salt_consumption diakses pada 1 Februari 2023.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.