Fermentasi, Mengawetkan Sekaligus Menyehatkan

Halo Sahabat Sehat! Tahukah  kamu, fermentasi sebenarnya adalah salah satu teknik pengawetan makanan? Yap, makanan seperti kimchi awalnya dibuat untuk mengawetkan sayur untuk persediaan makanan saat musim dingin. Yuk, cari tahu lebih lanjut tentang fermentasi!

Apa itu fermentasi?

proses fermentasi pada produk pangan
Foto: Unsplash.com

Fermentasi merupakan salah satu cara mengawetkan pangan dengan memanfaatkan mikroorganisme seperti bakteri, khamir, dan kapang. Pada proses fermentasi, metabolisme mikroba menyebabkan perubahan biokimia seperti terpecahnya zat gizi kompleks menjadi lebih sederhana. Fermentasi menghasilkan produk dengan penampilan, aroma, dan rasa yang khas dan berbeda dari produk awalnya. 

Fermentasi bisa mengubah gula menjadi asam dan alkohol. Bakteri asam laktat seperti Lactobacillus, Streptococcus, Leuconostoc akan mengubah gula menjadi asam laktat seperti pada yoghurt. Sedangkan fermentasi yang mengubah gula menjadi alkohol, dilakukan oleh khamir seperti Saccharomyces. Tapi, keduanya juga bisa dilakukan bersamaan loh, seperti saat pembuatan kefir. 

Fermentasi ngga selalu dilakukan dengan penambahan mikroba secara sengaja. Misalnya pada proses pembuatan kimchi dan sauerkraut, fermentasi yang dilakukan hanya mengandalkan bakteri yang ada pada sayur-sayuran itu sendiri. Proses ini dikenal sebagai fermentasi spontan.

Produk-produk Fermentasi

Produk hasil fermentasi bisa berupa makanan maupun minuman. Kedelai menjadi salah satu bahan yang banyak diolah menjadi makanan fermentasi seperti tempe, natto, dan miso karena kaya akan protein yang bisa dimanfaatkan oleh mikroba. Sayuran juga bisa difermentasi menghasilkan kimchi dan sauerkraut.

Minuman fermentasi seperti bir dan sake dibuat dari bahan serealia seperti beras dan gandum. Buah-buahan juga bisa difermentasi untuk membuat cider dan wine. Minuman kombucha yang semakin populer juga merupakan hasil fermentasi teh oleh kultur bakteri dan khamir atau sering disebut SCOBY.

Kamu juga pasti sudah ngga asing lagi dengan produk fermentasi susu. Selain yogurt, susu juga difermentasi menjadi keju dan kefir. Sepintas mirip yogurt, kefir merupakan produk fermentasi susu menggunakan perpaduan bakteri dan khamir (ragi) sehingga menghasilkan asam dan juga alkohol. Makanya pada kefir ada rasa dan aroma alkohol. Penggunaan jenis mikroba yang berbeda akan menghasilkan produk yang berbeda pula. Misalnya pada pembuatan keju, seperti cheddar, gouda, blue cheese, camembert.

produk pangan hasil proses fermentasi
Foto: Pexels.com

Keuntungan produk hasil fermentasi

Selain punya rasa dan tekstur yang unik, produk fermentasi juga menguntungkan karena punya umur simpan yang lebih panjang. Produk hasil fermentasi juga lebih mudah dicerna oleh tubuh karena selama proses fermentasi terjadi pemecahan senyawa kompleks menjadi bentuk sederhananya.

Beberapa pangan fermentasi juga termasuk dalam pangan fungsional karena lebih bergizi, seperti memiliki kandungan antioksidan yang lebih tinggi, misalnya pada yogurt dan tempe. Fermentasi juga mampu menghilangkan senyawa kimia yang bersifat racun, misalnya sianida pada singkong. 

Nah, itulah penjelasan mengenai fermentasi yang ngga hanya bermanfaat untuk mengawetkan pangan, tapi juga menghasilkan produk yang bergizi dan sehat. Jadi, jangan ragu untuk mengonsumsi produk fermentasi ya, Sahabat Sehat!

Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP

Referensi

Marco, M. L., Sanders, M. E., Ganzle, M., Arrieta, M. C., Cotter, P. D., Vuyst, L. D., Hill, C., Holzapfel, W., Lebeer, S., Merenstein, D., Reid, G., Wolfe, B. E., dan Hutkins, R. 2021. The International Scientific Association for Probiotics and Prebiotics (ISAPP) consensus statement on fermented foods. Nat. Rev. Gastroenterol Hepatol. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7925329/ diakses pada 16 Agustus 2021.

Sharma, R., Garg, P., Kumar, P., Bhatia, S. K., dan Kulshrestha, S. 2020. Microbial Fermentation and Its Role in Quality Improvement of Fermented Foods. Fermentation. https://res.mdpi.com/d_attachment/fermentation/fermentation-06-00106/article_deploy/fermentation-06-00106-v2.pdf diakses pada 16 Agustus 2021.

Widoyo, S., Handajani, S., dan Nandariyah. 2015. Pengaruh lama fermentasi terhadap kadar serat kasar dan aktivitas antioksidan tempe beberapa varietas kedelai. Biofarmasi. https://smujo.id/jnpb/article/download/2206/2063/2800 diakses pada 16 Agustus 2021.

Related Posts

  1. Dari dulu aku pikir fermentasi gak bagus karena ada bakteri nya ‘-‘ takut bikin sakit perut juga, ternyata malah makanan dan minuma fermentasi lebih bagus ya karena senyawa jadi lebih mudah di serap di tubuh, thankyouu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.